PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo berhasil menekan adanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan Gerakan Bersama Tebas Tjantik (Gema Tjantik). Bahkan dalam waktu dua bulan terakhir, tidak ada kasus kematian akibat DBD.
Alhasil, Pemkab Probolinggo melalui pesantren Nurul Jadid dan Desa Karanganyar, dicanangkan menjadi role model atau percontohan penanganan kasus DBD, oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Gebyar Germas tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr. Maxi Rein Rondonuwu.
Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan, jika pengendalian penyakit DBD ini tidak terlepas dari instruksi dirinya untuk melaksanakan kegiatan Gema Tjantik. Kegiatan yang difokuskan pada pencegahan jentik nyamuk itu rutin dilaksanakan pada hari Jum'at pagi.
Dimulai dengan kegiatan bersih sampah, dan menerapkan 3M, yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas yang disinyalir dapat menjadi sarang nyamuk.
"Dengan kegiatan itu, meningkatkan angka bebas tjantik dan dapat menekan penyakit DBD," katanya.
Disamping itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Mudjoko menjelaskan, kalau saat ini yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD, masih dengan cara 3M. Ditambah membersihkan lingkungan sekitar.
"Harapannya tidak ada lagi angka kematian akibat penyakit DBD di wilayah Kabupaten Probolinggo," harapnya.
Penekanan kasus DBD tersebut mendapat apresiasi dari Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. Maxi Rein Rondonuwu. Ia mengatakan, Kabupaten Probolinggo bisa menjadi percontohan untuk penanganan DBD. Mengingat dua bulan terakhir tidak ada laporan kematian akibat DBD.
"Untuk Indonesia sendiri hingga bulan November tahun ini (2023, red,) ada 547 yang meninggal, dan tahun lalu (2022, red) sekitar 1200 an," katanya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait