Dari Nafi’, Ibnu ‘Umar bertemu dengan Ibnu Shaid di salah satu jalan di Madinah. Dia menyampaikan kata-kata yang membuat Ibnu Shaid marah dan memicu keributan di jalan tersebut. Kemudian, Ibnu ‘Umar mendatangi Hafshah dan menceritakan kejadian itu padanya. Hafshah kemudian berkata, “Semoga Allah memberkatimu! Apa yang kamu harapkan dari Ibnu Sha-id?! Tidakkah kamu tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Dia hanya muncul karena kemarahan yang dia benci?!’”
Dalam satu riwayat dari Nafi, dia mengatakan bahwa Ibnu 'Umar berkata, "Aku bertemu dengannya dua kali. Pada pertemuan pertama, aku bertanya kepada beberapa sahabat Ibnu Shayyad, 'Apakah kalian menganggapnya sebagai Dajjal?' Mereka menjawab, 'Tidak, demi Allah.' Ibnu 'Umar mengatakan, 'Kalian telah berbohong. Demi Allah, sebagian dari kalian telah memberi tahu bahwa dia tidak akan mati sampai menjadi orang terkaya dan memiliki anak terbanyak di antara kalian. Begitulah anggapan tentangnya sampai hari ini.' Kami berdiskusi kemudian meninggalkannya."
"Ibnu 'Umar bertemu dengannya lagi pada kesempatan lain, dan matanya sudah membengkak. Aku bertanya, 'Sejak kapan matamu seperti ini?' Dia menjawab, 'Tidak tahu.' Aku berkata, 'Tidak mungkin engkau tidak tahu kondisi matamu sendiri.' Dia menjawab, 'Jika Allah menghendaki, Dia bisa membuat hal ini pada tongkatmu.' Dia menghembuskan napas keras seperti dengusan keledai. Beberapa sahabatnya mengira aku telah memukulnya dengan tongkatku hingga matanya cidera, tapi demi Allah, aku tidak merasakan melakukan itu."
"Nafi melanjutkan, 'Dia kemudian pergi kepada Ummul Mukminin (Hafshah) dan menceritakannya. Hafshah bertanya, 'Apa yang engkau inginkan darinya? Tidakkah engkau tahu bahwa Nabi pernah bersabda, 'Sesungguhnya penyebab pertama yang akan membuatnya muncul di antara manusia adalah kemarahan yang memicunya.'"
Ibnu Shayyad mendengarkan pembicaraan orang-orang tentang dirinya, dan itu sangat menyakitinya. Dia membantah bahwa dia bukanlah Dajjal, dan dia menggunakan argumen bahwa sifat-sifat yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Dajjal tidak cocok dengan keadaannya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait