Al Ula: Dari Kisah Kehancuran Hingga Harapan Masa Depan

Ronihalim/net_probolinggo
Sumber foto: Okezone

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Di hamparan gurun pasir Arab Saudi, 300 kilometer di utara Madinah, tersimpan kota kuno Al Ula. Bukan sekadar kota, Al Ula adalah permadani sejarah yang terjalin dari kisah peradaban kuno, bisikan angin gurun, dan jejak agama Islam. Mari kita telusuri sejarahnya yang kaya namun juga sarat misteri.

Era Sebelum Islam:

  • Kaum Tsamud: Ribuan tahun yang lalu, Al Ula dikenal sebagai tanah kaum Tsamud, umat Nabi Saleh yang disebutkan dalam Alquran. Kisah mereka menjadi catatan kelam sejarah kota ini. Keengganan terhadap ajaran Nabi Saleh dan kekejaman terhadap unta pemberian Tuhan berujung pada kehancuran mereka dalam bentuk bencana alam mengerikan.
  • Lihyan dan Nabatean: Setelah kisah kaum Tsamud, Al Ula dihuni oleh Kerajaan Lihyan hingga abad ke-5 SM. Namun, Dinasti Nabateanlah yang meninggalkan jejak terdalam. Mereka memahat tebing batu pasir menjadi kuil, makam, dan bangunan megah. Situs Mada'in Saleh, yang diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia, berdiri sebagai saksi kejayaan arsitektur mereka.

Persimpangan Jalan Islam:

  • Nabi Muhammad dan Al Ula: Al Ula memegang peranan penting dalam sejarah Islam. Saat Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad singgah di sini dan bahkan sempat berdoa agar kaum Tsamud diampuni. Namun, beliau berpesan agar umat Islam tak masuk Mada'in Saleh karena kisah tragis di sana.
  • Perlintasan Jalur Sutra: Lokasi Al Ula di jalur perdagangan kuno Jalur Sutra menjadikannya pusat komersial penting. Pengaruh dari berbagai penjuru dunia terlihat dalam situs arkeologi, menambah kekayaan budaya kota ini.

Kebangkitan Kembali:

  • Pembukaan Pariwisata: Setelah ditutup selama berabad-abad, Al Ula kini membuka pintunya bagi dunia. Pemerintah Arab Saudi berinvestasi besar untuk mengembangkan kawasan ini menjadi tujuan wisata budaya. Konservasi situs arkeologi, festival seni dan musik, serta pembangunan resor mewah menjadi bagian dari rencana transformasi.
  • Melepas Jubah 'Kota Terkutuk': Meski kisah kaum Tsamud melekat pada Al Ula, kota ini bertekad melepaskan julukan 'Kota Terkutuk'. Fokus dialihkan pada warisan sejarah dan keindahan alam. Tujuannya, mengubah citra menjadi destinasi wisata yang sarat pesona dan inspirasi.

Al Ula adalah kisah tentang masa lalu yang kelam sekaligus harapan masa depan. Dari reruntuhan kemegahan kuno, kota ini bangkit dengan semangat baru. Al Ula mengundang Anda untuk menyaksikan langsung jejak peradaban, menikmati keindahan gurun, dan menjadi bagian dari sejarah yang terus ditulis.

Ingin baca lebih dalam?

  • Artikel ini hanya menyinggung sedikit permukaan sejarah Al Ula. Banyak sekali detail menarik dan perspektif berbeda yang menunggu untuk dipelajari.
  • Ada banyak sumber online dan buku yang bisa Anda baca untuk menggali lebih dalam, seperti "The Nabataean Kingdom" oleh Kenneth E. Haley atau "Hegra: An Oasis at the Edge of Arabia" oleh David Kennedy.
  • Jika Anda berkesempatan, berkunjunglah langsung ke Al Ula dan rasakan sendiri keajaiban kota ini.

Semoga artikel ini membuka jendela baru bagi Anda untuk mengenal Al Ula.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network