Namun, pernyataan tersebut tidak memastikan asal-usul drone tersebut, meskipun laporan media lokal menyatakan bahwa drone tersebut kemungkinan berasal dari Yaman utara dan dioperasikan oleh kelompok Houthi yang didukung oleh Iran.
"Ini merupakan kekhawatiran bagi Israel karena mereka sudah terlibat dalam konflik dengan Hizbullah yang didukung Iran di front utara," kata Sara Khairat dari Al Jazeera, melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki. Pada tanggal 27 Oktober, drone menyebabkan ledakan di kota Taba dan Nuweiba di Laut Merah Mesir, dekat perbatasan Israel.
Militer Israel mengatakan roket itu mendarat di lapangan terbuka. Juga pekan lalu, militer AS mengatakan sebuah kapal perang angkatan laut di Laut Merah bagian utara mencegat proyektil yang diluncurkan oleh Houthi yang berpotensi menuju Israel. Ketegangan regional meningkat setelah Hamas melancarkan serangan mendadak di wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober. Sejak itu, Hizbullah semakin terlibat dalam baku tembak lintas batas dengan Israel.
Iran membantah terlibat dalam serangan Hamas. Sementara itu, Israel dalam beberapa hari terakhir telah memperluas serangan udara dan daratnya ke Jalur Gaza, yang terus menerus dibombardir selama lebih dari tiga minggu. Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel, sementara di Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait