GAZA, iNews.id - Setelah berulang kali menolak gencatan senjata dengan Hamas dan menyebut gagasan itu "konyol," Israel menyetujui penghentian permusuhan selama empat hari di Gaza dan pertukaran tahanan.
Kematian dan kehancuran selama enam minggu, yang dinyatakan oleh para pemimpin Israel dan Barat seharusnya berujung pada kehancuran Hamas, kini telah memperkuat citra gerakan Palestina di seluruh dunia Arab dan sekitarnya.
Gencatan senjata selama empat hari yang dilaksanakan pada hari Jumat ini memberikan kelegaan bagi mereka yang paling terkena dampak perang di Jalur Gaza, namun dalam banyak hal telah menimbulkan bencana bagi pemerintah Israel.
Ketika perempuan dan anak-anak, yang ditawan oleh Hamas dan Israel, dipertemukan kembali dengan keluarga mereka, ancaman peperangan lebih lanjut pun semakin besar.
Meskipun orang-orang terkasih dari mereka yang dibebaskan sekarang sedang merayakannya, langkah selanjutnya akan sangat penting dalam menentukan hasil akhir dari pertempuran 46 hari yang kini telah dihentikan sementara.
Saat ini, tampaknya gagasan bahwa "Hamas harus pergi" hanyalah sekedar mimpi belaka.
Pejuang Hamas berhasil menguasai tank Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait