"Lahan itu bukan dikeruk, melainkan diratakan untuk persiapan, yang nantinya bakal dibuat Kebun Markisa, Jeruk ,Pepaya dan buah lainnya oleh pihak pengelola yaitu PT Lahan Bentar Makmur (LBM) yang bergerak di bidang agrobisnis," terang kades Soetadji saat dikonfirmasi melalui seluler, Selasa (22/08/2023).
Soetadji juga memaklumi, apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka peduli dengan lingkungan. Apalagi di areal bukit setempat, terdapat makam keramat.
"Sama halnya yang dilakukan saya dan warga beberapa bulan lalu, yang melarang pengerukan di sekitar makam keramat. Kebetulan saya waktu demo itu, ada di luar kota. Namun saya sempat komunikasi dengan tokoh pemuda dan RT di mana masyarakat yang melakukan demo adalah warga RT 3/RW 9, Desa Tamansari,"paparnya
Terkait Tanaman Petai dan lainnya yang ditebang, sebut Soetadji, merupakan tanaman yang tidak berizin.
"Itu lahan kan dikelola PT LBM, masyarakat diwajibkan izin terlebih dahulu, jadi saya tegaskan demo yang viral di video itu hanya salah paham saja bukan dikeruk tapi diratakan," tandasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait