3. Perang Topat di Lombok
Tradisi ini biasanya dilakukan para pria pada hari ke enam Lebaran. Tujuan dari dilakukannya tradisi ini, adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok.
Sebelum memulai perang Topat atau perang ketupat, warga terlebih dahulu mengarak hasil bumi mengelilingi kampung. Para peserta percaya dengan melempar ketupat, keinginan dan harapan mereka dapat terkabul.
4. Tradisi Pukul Manyapu di Maluku
Digelar setiap tujuh hari setelah Idul Fitri. Dalam tradisi ini para peserta akan saling memukul dengan sapu lidi hingga badan mereka terluka. Para pemuda yang ikut serta akan dibagi dalam dua kelompok atau regu, dengan jumlah tiap regu minimal 10 orang.
Para peserta Pukul Manyapu biasanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada, dengan pengikat kepala berwarna merah yang melingkar di kepala, biasa disebut dengan kain berang. Meski saling memukul, tradisi ini dimaksudkan untuk perdamaian, jadi tak ada saling dendam.
5. Tumbilotohe di Gorontalo
Tradisio Tumbilotohe, mungkin menjadi tradisi yang paling ditunggu-tunggu saat Lebaran. Sejak tiga hari sebelum Idul Fitri atau lebaran hiasan lampu minyak akan dipasang oleh warga Muslim Gorontalo. Lampu lampu yang terpasang inilah yang akan menyemarakkan suasana Lebaran.
Uniknya lagi, lampu hias yang dipasang setiap rumah mengikuti jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Tradisi menghias rumah dengan lampu minyak, diketahui sudah dilakukan sejak abad ke-15 hingga sekarang.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait