Gus Hafidz mengungkapkan, Majelis Ta’lim dan Salawat Syubbanul Muslimin juga memiliki tim multimedia. Tim ini dihuni 15 orang. Mereka awalnya adalah pemuda jalanan yang direkrut. Keberadaan tim multimedia, tidak terlepas dari keinginan Gus Hafidz untuk mendokumentasikan setiap gelaran salawatan. Sekaligus sebagai media dakwah.
Awalnya, pada tahun 2013 Gus Hafidz menyadari masyarakat banyak yang memiliki smartphone, bahkan mulai kecanduan. Akhirnya, ia mulai tertarik pada dunia multimedia.
“Saya bilang kepada santri, kita harus bisa menguasai multimedia. Daripada dipegang dan dikuasai kaum ekstrimis dan liberal,” katanya.
Semula untuk dokumentasi salawatan dipakai handphone. Semua kegiatan majelis diprotret menggunakan kamera handphone. Lalu, di-upload di facebook. Ternyata tanggapan masyarakat bagus.
“Akhirnya kami beli laptop. Tujuannya, sebagai sarana belajar dan agar lebih mudah meng-upload video atau foto ke facebook. Hingga akhirnya, ada seseorang yang memberikan sebuah handycam,” tuturnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait