Efek Penutupan Jalur Gumitir, Organda Probolinggo Minta Warga Tunda Perjalanan ke Bali

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id – Kemacetan panjang yang terjadi di jalur nasional Situbondo–Banyuwangi menjadi bukti nyata efek berantai dari penutupan Jalur Gumitir. Penumpukan kendaraan kini terjadi mulai dari kawasan Waduk Bajulmati hingga Taman Nasional Baluran, bahkan antrean terus bergerak lambat menuju Pelabuhan Ketapang.
Antrean kendaraan yang hendak menyeberang ke Gilimanuk, Bali, semakin menumpuk setiap harinya. Tidak hanya kendaraan pribadi, tetapi juga truk logistik dan armada bus antarkota yang kini terpaksa dialihkan melalui jalur utara.
Ketua Organda Kota Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Ia menuturkan bahwa banyak angkutan yang sebelumnya melintasi Gumitir kini harus mencari jalur alternatif, yang justru malah menghadirkan persoalan baru.
“Kondisi di lapangan sangat padat. Sopir dan penumpang banyak yang terjebak hingga berjam-jam di kawasan Baluran,” katanya, Kamis (24/7/2025).
Salah satu armada bus Akas Aurora jurusan Yogyakarta–Banyuwangi, kata Tommy, menjadi contoh nyata dampaknya.
Bus tersebut seharusnya tiba dini hari di Banyuwangi, namun hingga pagi belum juga mencapai tujuan lantaran terjebak di Galekan, kawasan perbatasan Situbondo–Banyuwangi.
Kondisi tersebut, lanjutnya, diperburuk oleh antrean panjang di Pelabuhan Ketapang yang belum kunjung terurai. Volume kendaraan terus bertambah, sementara akses terbatas.
Melihat situasi yang belum kondusif, Organda Kota Probolinggo pun menyarankan agar masyarakat menunda perjalanan darat menuju Bali, terutama yang bersifat non-urgent.
“Kami menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan ulang keberangkatan, jika tidak dalam kondisi mendesak. Ini untuk menghindari kelelahan, risiko, dan keterlambatan panjang di jalan,” ujar Tommy.
Ia juga meminta perhatian serius dari pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, agar segera melakukan langkah cepat dan terukur.
“Butuh sinergi semua pihak untuk menangani ini. Harus ada strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mencegah situasi serupa terulang,” tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto