PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id – Kawasan Konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), saat ini semakin terlihat gundul gersang. pasalnya, ada banyak kawasan hutan sekunder dan primer yang seharusnya menjadi lahan resapan, kini berubah menjadi lahan bisnis.
Tentu saja hal tersebut membutuhkan jutaan pohon untuk mengembalikan fungsi dan keasrian hutan. Diketahui, luas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tercatat seluas 50.276,3 hektare.
Beberapa titik merupakan hutan yang bersifat sekunder dan primer, lahan terbuka dan semak belukar. Termasuk di Kawasan Wisata Gunung Bromo.
Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Sunaryono menjelaskan, lahan yang seharusnya menjadi kawasan konservasi iniberubah menjadi bangunan hotel.
"Gundulnya hutan Bromo ini bisa terlihat dengan mata telanjang, saat ini, banyak pinggiran jalan yang tanahnya tidak tertanam pohon, disana dipasangi tanda bambu dicat merah, gunungnya gundul," terangnya, pada kamis (16/1/2025).
Ia menyampaikan, untuk mengembalikan Hutan Bromo yang terancam tandus, dibutuhkan satu juta pohon.
"Saat ini kami sedang mengumpulkan pohon, sudah terkumpul11.700 pohon. Mulai dari bantuan kelembagaan hingga masyarakat," ungkapnya.
Adapun jenis pohonnya seperti pohon dewandaru, pampung, beringin, cemara dan mencogan.
"Kami rencana akan menanam pohon serentak bersama masyarakat nanti di akhir Januari. Saat ini, masih berusaha mengumpulkan pohon," imbuhnya.
Sunaryono berharap, hutan yang merupakan hak masyarakat setempat bisa kembali pulih.
"Kembalikan hak masyarakat adat untuk mengelola hutan adat sebagai lahan resapan dan tabungan oksigen," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto