Lumajang, iNewsProbolinggo.id - Adanya lahan hutan lindung yang beralih fungsi menjadi ladang tebu, di wilayah Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, membuat warga Bumi Semeru Damai (BSD) menjadi gusar.
Pasalnya, para warga tersebut masih dibawah trauma atas tragedi bencana terbesar erupsi Gunung Semeru, pada tahun 1981 silam, yang menelan ratusan korban jiwa.
Oleh sebab itu masyarakat setempat sangat khawatir, ketika mengetahui adanya kawasan hutan lindung yang di alih fungsikan menjadi ladang tebu.
Bupati Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lira Kabupaten Probolinggo, Salamul Huda mengatakan, demi kepentingan bersama, pihaknya mendatangi Perhutani Wilayah Regional Jawa Timur.
"Kami berharap, demi kepentingan bersama mohon ditertipkan sesuai peraturan yg berlaku, karena ini bukan untuk kepentingan pribadi," terangnya, pada kamis (7/11/2024).
Penertiban tersebut, dimaksud agar dapat mencegah bencana besar seperti yang terjadi pada tahun 1981 silam, terjadi lagi.
"Karena ini kan kawasan hutan lindung, yang memang berfungsi sebagai tameng alam warga Bumi Semeru Damai, atau BSD ini, dari ancaman bahaya erupsi gunung Semeru," imbuhnya.
Selain itu lokasi kawasan hutan lindung tersebut, sangat berdekatan dengan pemukiman warga, yang merupakan penyintas bencana alam terdahsyat, pada kala itu.
Itulah pentingnya area penghijauan di wilayah barat BSD sebagai sebagai salah satu element pemangku hutan. "Kami harap pihak perhutani melakukan kajian secepatnya dan menghindari konflik dengan warga, dan penggarap atau oknum yang terkait," ucapnya.
Karena menurut Salam, tidak semua penggarap lahan tebu di tempat tersebut nakal. "Tidak semua penggarap nakal, hanya beberapa orang dan itu yang memiliki luas garapan tidak sedikit, yang saat ini ditanami tebu," ungkapnya.
Di lain sisi, Januar sebagai salah satu bagian dari Perum Perhutani menjelaskan, bahwa pihaknya masih akan menyelidiki terkait kasus tersebut.
"Terima kasih infonya Mas, saya verifikasi dulu di lapangan, kalo diperkenankan mohon diinfokan oknum yg dimaksud," singkatnya, melalui pesan whatsapp.
Editor : Arif Ardliyanto