RUSIA, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin membuat pengakuan mengejutkan bahwa dia sempat menyampaiakn niatnya untuk membawa Rusia bergabung dengan NATO saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Namun tanggapan Clinton saat itu ternyata mengejutkan.
Vladimir Putin menjelaskan bahwa dia akan mengatakan hal yang belum pernah disampaikan sebelumnya yaitu pada tahun 2000 saat Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mengunjungi Moscow. Saat itu Vladimir Putin bertanya, bagaimana menurut Amerika Serikat jika Rusia bergabung dengan NATO. Pada saat itu Bill Clinton keberatan.
Vladimir Putin saat itu menjelaskan bahwa jika memang tidak bisa berteman dan beraliansi, kenapa menganggap Rusia sebagai musuh. Hanya satu jawaban, bukan karena rezim politik Rusia dan bukan karena hal lainnya. Alasannya adalah mereka tidak perlu negara besar mandiri seperti Rusia.
Inilah jawabannya, inilah kebijaka tradisional Amerika Serikat terhadap Rusia. Lalu sikap mereka terhadap semua proposal yang Rusia ajukan dalam bidang kemanan sangat jelas dari peta terlihat bagaimana negara-negara barat mencegah janji mereka untuk mencegah NATO bergerak ke timur, mereka berkhianat.
Ada 5 gelombang ekspansi NATO, pada tahun 1999 NATO merekrut Polandia, Ceko dan Hungaria. Pada tahun 2004 mereka rekrut Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slowakia dan Slovenia. Pada tahun 2009 merekrut Albania dan Kroasia. Pada tahun 2017 merekrut Montenegro. Pada tahun 2020 merekrut Makedonia Utara.
Hasilnya infrastuktur militer aliansi ini langsung merapat ke perbatasan Rusia. Ini menjadi hal kunci yang menyebabkan krisis keamanan Eropa, yang membawa dampak negative terhadap hubungan internasional dan hilangnya kepercayaan bersama.
Editor : Ahmad Hilmiddin