JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Inilah cerita tentang seorang gadis cantik bernama Diah, berasal dari Kota Solo, Jawa Tengah, yang memeluk agama Islam. Dia telah mantap menjadi seorang mualaf sejak tahun 2018. Dia memiliki alasan pribadi mengapa memutuskan untuk masuk Islam.
"Sebelumnya, hidup saya sebagai non-Muslim terasa monoton, tanpa perubahan yang signifikan dalam hati. Suatu ketika, saya bertemu dengan seorang teman yang mau berbagi tentang agama dan mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Setelah saya pikir-pikir, agama Islam terdengar masuk akal bagiku. Saat kami berdiskusi tentang agama, saya semakin tertarik untuk memahami Islam dengan lebih dalam," kata Diah seperti yang dilaporkan oleh kanal YouTube Shahih TV.
Diah menyatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar satu bulan baginya untuk mantap dalam keputusannya menjadi mualaf. Akhirnya, Diah mencari bantuan seseorang untuk membantunya mengucapkan dua kalimat syahadat.
"Pada suatu kesempatan, ada kajian di Solo Raya, saya mengirimkan pesan langsung kepada adminnya dan meminta bantuan untuk mengucapkan syahadat. Akhirnya, saya dibantu di acara tersebut," tambahnya.
Ketika Diah menjadi mualaf, tentu saja ia menghadapi banyak perlawanan dari keluarganya, terutama dari ibunya. Bahkan, ibunya pernah sangat marah bahkan menangis histeris karena keputusannya masuk Islam.
Namun, Diah beruntung karena mendapat dukungan dari kakaknya, yang sudah lebih dulu memeluk Islam karena mengikuti suaminya.
"Pada awalnya, saya masih menyembunyikan keputusan ini. Ketika ibu mengetahuinya, kakak yang dimarahi karena dituduh mengajak saya. Namun akhirnya, ibu bisa menerima saya sebagai seorang Muslimah," jelas Diah.
Saat ini, Diah aktif mengikuti kajian di Mualaf Center Yogya. Bahkan, ia rela melakukan perjalanan dari Solo ke Yogyakarta dengan motor selama satu jam demi mengikuti kajian.
"Pada awalnya, saya hanya bilang kepada ibu bahwa saya akan ke rumah kakak, padahal sebenarnya saya akan menghadiri kajian. Namun, seiring berjalannya waktu, ibu tahu bahwa saya pergi ke kajian dan sekarang ia sudah bisa menerimanya," tuturnya.
Meskipun memerlukan waktu yang cukup lama, Diah mengaku sangat bahagia bisa mengikuti kajian di Yogyakarta.
"Saya berasal dari Solo. Rasanya sangat berbeda, di sana teman-teman Muslimah semuanya sangat ramah, cantik, dan peduli satu sama lain. Itulah yang membuat saya merindukan kajian tersebut. Mereka saling mengingatkan untuk melakukan hal yang lebih baik," ujarnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta