get app
inews
Aa Read Next : Dikejar Warga dan Diteriaki Maling, Dokter Wanita Ini Panik Tabrak Rumah Warga hingga Tewas

Kisah Sri Riski, Gadis Cantik Berkulit Putih jadi Sopir Truk Batu Bara demi Bantu Ekonomi Keluarga

Senin, 29 April 2024 | 09:05 WIB
header img
Sri Riski yang akrab dipanggil Esi, sopir truk batu bara berparas cantik warga Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Wajah Sri Riski sangat indah. Keindahan wajahnya semakin sempurna dengan kulitnya yang putih. Gadis berusia 23 tahun ini lebih cocok menjadi seorang model foto atau artis.

Namun, siapa sangka, Sri Riski ternyata memilih profesi kasar yang biasanya dilakukan oleh pria. Ya, gadis cantik ini memilih menjadi sopir truk. Tidak main-main, truk yang dikemudikannya adalah pengangkut batu bara.

Kulitnya bersih dengan tubuh yang langsing dan wajah yang cantik, tentu saja membuat orang bertanya-tanya, mengapa dia memilih menjadi sopir?

Gadis tersebut berasal dari Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, dan sudah bekerja sebagai sopir truk batubara sejak tahun 2019.

Faktor ekonomi membuat Sri Riski terpaksa menjadi sopir truk batubara. Wanita ini memang luar biasa.

"Saya sudah tiga tahun mengemudikan truk pengangkut batu bara ini. Sebelumnya, saya sempat menjadi sopir bus Trans Siginjai," jelas anak kelima dari tujuh bersaudara ini.

Alasannya adalah untuk membantu ekonomi keluarga. Orang tuanya, pasangan Ismail dan Zuliyati, merupakan keluarga yang kurang mampu. "Saya ingin membantu ekonomi keluarga. Makanya, apapun pekerjaannya, yang penting halal, saya kerjakan," ungkapnya.

Tidak hanya itu, baginya menjadi sopir adalah hobi. "Memang menjadi sopir truk batubara bisa membantu ekonomi keluarga. Mengapa harus malu menjadi sopir truk batubara? Ini adalah pekerjaan yang sangat luar biasa," katanya.

Sri juga ingin menjadi contoh bagi banyak orang, karena sopir truk batu bara umumnya dilakukan oleh pria.

Menurut Sri, menjadi sopir truk bukan untuk terlihat lebih hebat dari yang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu mencari uang sendiri, tidak selalu bergantung pada orang tua.

"Siapapun yang melihat saya, itu untuk menumbuhkan semangat kepada siapapun. Saya sebagai sopir menunjukkan bahwa perempuan mampu bekerja keras, didukung oleh semangat dan doa," jelasnya.

Meskipun masih muda, perempuan yang akrab disapa Esi ini mengajak para sopir truk batu bara untuk tidak mengeluhkan situasi belakangan ini.

"Kami sering terjebak macet yang begitu melelahkan. Kalau sudah macet, kaki terkadang sering kram. Tapi kami harus tetap semangat, tidak boleh menyerah. Kami juga sering melewati jalan berlubang, dan berusaha melawan rasa kantuk saat membongkar muatan," katanya.

Memang menjadi sopir truk batu bara sangat berat bagi wanita. Namun, jika dijalani dengan ikhlas, terasa ringan.
 

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Probolinggo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut