PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Pembangunan tugu ikon di Kota Probolinggo menjadi sorotan dan perbincangan publik di medsos, pasalnya pembangunan ikon tugu yang menelan 2 miliar itu tidak mencerminkan jati diri kota probolinggo.
Diketahui anggaran 2 miliar dimana setiap tugu dianggarkan 400 juta yaitu tugu menara Air dengan Hiasan Lampu di dekat Menara Air, Jalan Panglima Sudirman, perempatan Randu Pangger.
Miniatur Tugu Monas Jakarta, menggantikan Tugu CSR Rokok Jarum di Jalan Panglima Sudirman, pertigaan RM Sumber Hidup.
Miniatur Big Ben London menggantikan Tugu Loji di pertigaan Jalan Pahlawan, miniatur Wind Mill Belanda menggantikan Tugu di Alun-alun Kota Probolinggo, serta miniatur menara Eiffel Paris menggantikan Tugu di Jalan Panglima Sudirman, perempatan King.
Sebelumnya Lima bangunan tersebut menjadi sorotan publik, tak terkecuali ketua komisi 3 DPRD kota probolinggo, Agus Riyanto yang berpendapat anggaran segitu banyaknya mending digunakan hal yang lebih bermanfaat.
"Kalau menurut kami ya percuma saja mas, sebaiknya bisa digunakan kepada hal-hal yang bermanfaat dan lagi pula hal itu kan buang-buang anggaran saja,"singkatnya saat dikonfirmasi melalui whatapp, jum at (29/12/23).
Lain halnya Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib, ia menilai bangunan itu sudah sesuai dengan keinginan warga kota Probolinggo, terutama kaum milineal.
"Dari segi aspek pendidikan, tugu itu mengenalkan ikon-ikon dunia. tentunya itu bermanfaat bagi masyarakat yang belum tahu tentang ikon dunia, disamping itu kota probolinggo butuh suasana baru.
Terkait masalah anggaran yang dinilai kurang pas, untuk pembangunan atau adanya ketimpangan itu ranahnya aparat penegak hukum," terang Abdul Mujib.
Disisi lain penggiat anti korupsi Agus menegaskan bahwasannya beberapa LSM yang tergabung di Aliansi LSM, sudah melakukan pengumpulan data serta investivigasi langsung ke lokasi.
"Kita sudah mengumpulkan bukti beserta dokumen, terkait anggaran yang diduga tidak sesuai dimana setiap tugu menghabiskan 400 juta pertugu berarti 2 miliar untuk 5 tugu dan hingga saat ini kita juga mencari bukti-bukti lainya, untuk kita laporkan ke kejaksaan tinggi Provinsi Jatim," jelasnya.
Agus juga menyayangkan, adanya tugu yang lama dibongkar dan diganti dengan tugu yang baru.
"Sebetulnya tidak ada masalah dengan pembangunan tugu ikon dunia, karena menambah ilmu pengetahuan tapi yang kita sayangkan kenapa tidak ada ikon yang mengangkat jati diri kota Probolinggo serta membongkar tugu yang sudah ada. Lebih parahnya, biaya cukup fantastis terkesan hanya buang- buang anggaran saja ," pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin