get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS, PBNU Edarkan Surat Larangan Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel

Kesalahan Fatal Bangsa Yahudi, Membunuh Beberapa Nabi Allah Ta'ala

Selasa, 05 Desember 2023 | 18:52 WIB
header img
SIAPA saja yang memahami sejarah yang panjang dan merenungkan situasi, karakter, dan kehidupan sosial berbagai kelompok manusia akan menyadari bangsa Yahudi, bani Israil dianggap sebagai yang paling buruk dalam moral dan perilaku mereka. foto: Okezone/Reuters

SIAPA saja yang memahami sejarah yang panjang dan merenungkan situasi, karakter, dan kehidupan sosial berbagai kelompok manusia akan menyadari bahwa di antara mereka, bangsa Yahudi, bani Israel dianggap sebagai yang paling buruk dalam moral dan perilaku mereka.

Mereka dipandang sebagai umat yang terkutuk dan dimurkai, terkenal sebagai pendusta, tirani, fasik, durhaka, kafir, dan suka ingkar. Banyak orang membenci bangsa ini karena kekerasan hati mereka, sifat iri, serta kecenderungan mereka untuk menindas dan melakukan kezaliman.

Sifat mereka terkenal keras dan tamak, bahkan melebihi kelompok lainnya. Ketika memiliki kekuasaan, pengaruh, posisi, atau kesempatan, mereka cenderung menyerang lawan mereka dengan kejam, seperti binatang buas yang menyerang mangsanya. Mereka tidak dapat diandalkan dalam kesepakatan, selalu melanggar janji, dan sering kali mengingkari setiap perjanjian.

Di antara semua kelompok manusia, tidak ada yang memiliki keteguhan hati sekuat mereka atau kekejaman sebesar mereka. Kriminalitas, kezaliman, agresi, tirani, dan kedustaan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah mereka sejak lama.

Ada kutukan yang disebutkan dalam ayat Al-Qur'an yang menegaskan tentang pengerasan hati mereka karena pelanggaran janji yang telah mereka lakukan. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam QS. Al Maidah: 13 dan QS. Al Baqarah: 74.

Salah satu bukti kekerasan hati mereka adalah keberanian mereka dalam membunuh beberapa nabi Allah yang diutus untuk membawa petunjuk, kesalehan, kebahagiaan, dan kemenangan.

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā menyatakan, "Kami telah membuat perjanjian dengan Bani Israil dan mengutus rasul-rasul kepada mereka. Namun, ketika rasul-rasul itu datang dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, sebagian dari mereka mendustakan dan sebagian lainnya membunuh rasul-rasul tersebut." (QS. Al-Maidah: 70).


Allah Subẖānahu wa Ta’ālā juga menyebutkan, "Kami menghukum mereka karena melanggar perjanjian, karena kekafiran mereka terhadap tanda-tanda kebesaran Allah, membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan mengatakan, 'Hati kami telah terpelihara.' Allah telah mengunci hati mereka karena kekafiran, sehingga hanya sedikit di antara mereka yang beriman." (QS. An-Nisa’: 155).

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā juga menyatakan, "Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berlaku adil, akan mendapat kabar gembira tentang siksa yang sangat pedih." (QS. Ali ‘Imran: 21).

Melansir laman konsultasisyariah disebutkan, kekerasan hati yang digambarkan oleh Allah dalam al-Qur’an masih tersisa pada mereka, meskipun sudah lama berlalu dan zaman telah berganti hingga zaman kita sekarang.

Terselip dalam keadaan itu, mereka adalah individu yang penuh dengan intrik, penipuan, kecurangan, dan siasat. Pada permulaan masa umat Islam, mereka sering kali menjadi korban akibat sifat Yahudi yang demikian. Bahkan saat ini, umat Muslim masih mengalami dampak kesulitan akibat siasat dan penipuan yang dilakukan oleh mereka.

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā menyatakan (dalam arti): "Jika kamu meraih kebaikan, mereka merasa sedih; namun jika kamu ditimpa musibah, mereka bergembira. Jika kamu tetap tabah dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan merugikan kamu sedikit pun. Sesungguhnya, Allah mencakupi segala perbuatan yang mereka lakukan." (QS. Ali ‘Imran: 120).

Sejak zaman dahulu, bangsa Yahudi telah dikenal karena pemberontakan, pengkhianatan, serta ketidakpatuhan terhadap janji dan perjanjian. Allah Subẖānahu wa Ta’ālā menyatakan (dalam arti): "Sesungguhnya, yang paling buruk di sisi Allah di antara makhluk yang berjalan adalah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman, yaitu orang-orang yang memiliki perjanjian denganmu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedangkan mereka tidak takut kepada Allah." (QS. Al-Anfal: 55-56).

Bangsa Yahudi, sepanjang sejarah hidup mereka, telah menjadi sumber kerusakan bagi masyarakat, menjadi akar dari segala kemungkaran dan kekejian. Mereka menyebarkan amoralitas dan menghidupi diri dengan merusak. Sepanjang riwayat mereka, mereka telah menjadi pangkal dari perbuatan tercela dan perilaku amoral. Mereka mempromosikan rumah-rumah pelacuran secara global dan mendorong pergaulan bebas di mana pun mereka berada.

Mereka merampok harta orang lain, lalu memanfaatkannya untuk menyebarkan perilaku tercela ke dalam komunitas mereka, merusak norma-norma yang ada, mengikis iman mereka, dan melemahkan kekuatan mereka, menjadikan mereka sasaran empuk. Sungguh, begitu licik dan penuh tipu daya tindakan mereka.

Sejak zaman awal kemunculan Islam, permusuhan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi terhadap umat Islam telah menjadi konflik yang berulang. Permusuhan dan kebencian mereka terhadap umat Islam telah menjadi pengetahuan umum, dikenal baik oleh para ahli maupun masyarakat umum, dari masa lampau hingga kini. Hal ini disebabkan oleh Islam yang mengungkap hakikat mereka, membuka tabir rahasia yang mereka sembunyikan, menampakkan kelemahan memalukan mereka, dan menyoroti sisi buruk serta kekejaman yang mereka tunjukkan. Dengan demikian, aspek-aspek agama yang mereka anut terbuka bagi publik setelah sebelumnya disembunyikan.

Al-Quran yang mulia memuat banyak ayat yang secara berurutan mengungkap informasi tentang mereka, menjelaskan hakikat masalah yang ada, serta menyingkapkan segala rencana jahat, tipu daya, dan siasat yang mereka lakukan.

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā benar dalam Firman-Nya (dalam arti): "Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat al-Quran agar terlihat jelas jalan bagi orang-orang yang saleh dan jalan bagi orang-orang yang berdosa." (QS. Al-An’am: 55).

Oleh: Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Abbad al-Badr

 

 

 

 

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut