PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Menghadapi orang marah apa yang harus dilakukan. Sifat atau karakter manusia memang tidak pernah terhindar dari dosa, dan selalu ada yang dapat memprovokasi emosi. Contohnya, ketika berhadapan dengan seseorang yang sedang marah.
Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin, mengatakan, sifat pemarah atau sedang marah adalah perumpamaan bara api yang keluar dari jiwa manusia, kemudian didorong pergolakan emosional tak terkontrol.
"Sehingga kadang tidak mengindahkan akal sehat, dan merugikan bagi dirinya atau orang lain," katanya saat dihubungi MNC Portal beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, ada beberapa tips ketika menghadapi orang yang sedang marah, yaitu di antaranya:
Pertama, pasrah kepada Allah SWT dengan membaca taawudz dan segera berwudhu untuk mendinginkan hati. Rasulullah SAW bersabda:
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ
Artinya: "Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, hindari perdebatan ketika suasana sedang memanas atau sesuatu yang akan memicu amarah, sehingga emosinya meledak-ledak tak terkendali. Hal ini juga dijelaskan di dalam salah satu riwayat hadist, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
Artinya: "Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad).
Ketiga, ketika sedang emosi atau menghadapi orang marah maka duduklah. Ketika duduk bicara bersama, mencari solusi bersama. "Duduk dan ngobrol, sambail minum teh, minum kopi dan saat itu bicara baik-baik," ucapnya.
Seperti dalam riwayat hadist berikut ini:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Artinya: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782).
"Keempat, ingatlah bahwa kebaikan kita menahan amarah adalah ibadah dan berpahala besar," katanya.
Saling memaafkan satu dengan yang lainnya, khususnya kaum Muslim juga dijelskan di dalam Alquran. Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134).
Selain itu, jika seseorang mampu menahan amarahanya dan tetap bersabar maka Allah akan menjanjikan hadiah yang luar biasa, seperti dijelaskan di dalam riwayat hadist berikut ini:
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ
Artinya: "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki" (HR. Abu Daud).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta