PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Water bombing atau penyiraman dengan helikopter, merupakan strategi atau jalan terakhir untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di suatu wilayah.
Operasi water bombing, sejauh ini dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat fixed wings atau bersayap tetap, maupun menggunakan tipe bersayap putar seperti helikopter.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, operasi water bombing membutuhkan penampungan sumber air yang besar, untuk diangkut menggunakan pesawat menuju titik api, yang mana lokasi sumber air akan lebih sulit ditemukan.
"Seperti pada musim kemarau seperti yang sekarang dialami,"ujar Suharyanto dalam keterangan resminya, Sabtu (9/9/2023).
Sementara biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan operasi water bombing, sangat mahal. Suharyanto mengaku bahwa operasi water bombing, membuat negara harus mengeluarkan anggaran senilai kurang lebih Rp 150 juta untuk satu jam penerbangan, mengangkut dan menyiramkan air di titik-titik hotspot.
“Itu mengangkut air water bombing per satu jam 11.500 USD atau Rp 150 juta itu,” terang Suharyanto.
Artikel ini telah ditulis sebelumnya, di kanal https://nasional.okezone.com/read/2023/09/09/337/2880061/bnpb-water-bombing-jalan-terakhir-yang-paling-mahal-padamkan-karhutla?page=1
Editor : Ahmad Hilmiddin