“Mudah-mudahan lomba memasang udeng ini, kedepannya lebih baik dan lebih meriah lagi,” terangnya.
Menurut Yulius, kemampuan memasang udeng yang benar sangatlah penting, serta memerlukan ketrampilan khusus, sesuai dengan ajaran para orang tua masing – masing.
“Udeng Tengger ini, nantinya yang akan digunakan oleh pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, pada setiap kegiatan. Sesuai dengan SK Bupati Probolinggo. Jadi, bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, diwajibkan untuk menggunakan udeng Tengger,” ucapnya.
Hal senada diucapkan sesepuh suku tengger, Supoyo. Memakai udeng itu, sebutnya, memiliki makna gambaran Trimurti, yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa yang merupakan awal mula lahirnya kehidupan.
“Dari makna itu bahwa Anna, Urip, mati itu ada karena Tuhan Yang Maha Esa. Kita itu hidup karena Tuhan Yang Maha Esa dan kita mati itu juga karena Tuhan Yang Maha Esa,” tandasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin