JAYAPURA,iNewsprobolinggo.id - Sebelum lahir dengan sebutan KKB, kelompok ini dulunya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM didirikan pada 1965 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang sebelumnya disebut Irian Jaya. Mereka berniat untuk melepaskan diri dari Indonesia.
KKB baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik karena meresahkan masyarakat Papua. Kelompok tersebut melakukan penyerangan dan penembakan terhadap warga sipil.
KKB adalah singkatan dari kelompok kriminal bersenjata bagi suatu kelompok di wilayah Papua yang menebar teror baik kepada warga sipil hingga TNI dan Polri. Peristiwa ini membuat warga Papua menjadi trauma.
Tim gabungan TNI-Polri menangkap Biasa alias Yamison Murib, anggota KKB Papua yang menjadi anak buah Numbuk Telenggen kampung Wako, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Kaops Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani di Jayapura, mengatakan Yamison Murib ditangkap Rabu (5/4) setelah anggota mendapat informasi terkait keberadaannya.
Saat ini tersangka yang diduga terlibat sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan KKB ditahan di Polres Puncak.
“Yamison Murib merupakan anak buah dari pimpinan KKB Puncak, Numbuk Telenggen dan Pilanus Walker yang terlibat dalam beberapa aksi hingga menimbulkan korban jiwa baik masyarakat maupun anggota TNI-Polri, " jelas Kombes Faizal yang juga menjabat sebagai Dir Krimum Polda Papua dikutip Antara, Sabtu (8/3/2023).
Dia juga membeberkan aksi brutal Yamison Murib bersama KKB teroris. Yaitu terlibat dalam aksi penembakan terhadap tukang ojek yaitu Udin tanggal 14 April 2021 di Kampung Eromaga, Distrik Omukia, dengan LP / 10 / IV / 2021 / Papua / Res Puncak Tgl 15 April 2021.
Selain itu, Yamison Murib juga terlibat aksi pembakaran tower BTS tanggal 3 Januari 2021, pembakaran helikopter UP MI815 milik PT. Ersa di Bandara Aminggaru tanggal 11 April 2021 dengan LP / 11 / IV / 2021 / I / Papua / Res Puncak tanggal 15 April 2021.
"Kemudian penembakan terhadap anggota Ops Nemangkawi di Kampung Olenki, tanggal 27 April 2021 lalu," tutup Faizal.
Editor : Ahmad Hilmiddin