get app
inews
Aa Read Next : Yukk Simak Sejarah dan Peringatan Hari Buruh

Tahukah Kamu Siapa yang Membangun Keraton Jogja ?? Baca Selengkapnya disini Yuk

Jum'at, 24 Maret 2023 | 22:18 WIB
header img
Sumber/foto okezone

JAKARTA,iNewsprobolinggo.id - Keraton Yogyakarta sudah menjadi paket yang tidak bisa dipisahkan lagi sebagai simbol keistimewaan yang dimiliki oleh kota Jogja. Kawasan Keraton Yogyakarta ini merupakan peninggalan sejarah dan ikon Kesultanan Yogyakarta yang memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatwan yang sedang berkunjung ke Kota Jogja.

Jika kamu mengunjungi Keraton Jogja, kamu bisa menemukan banyak hal menarik mulai dari kekayaan budaya hingga nilai-nilai sejarah yang bisa kamu dapatkan ketika mengunjungi keraton ini. Hal inilah yang menjadikan kawasan keraton sebagai tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta ini sangat mudah karna banyak paket wisata yang menawarkan keraton sebagai destinasi kunjungan. 

Kerajaan di nusantara ini masih kokoh berdiri. Tak hanya bangunan fisiknya saja yang tetap bertahan, namun struktur pemerintahan di kerajaan ini juga masih ada dan berlaku hingga sekarang.

Siapa yang membangun keraton Jogja? ini sejarahnya berasal dari masuknya agama Hindu. Adapun pembangunan ini melalui berbagai tahapan spiritual layaknya yang sering dilakukan masyarakat Jawa.

Keraton Yogyakarta didirikan saat ajaran Hindu masih banyak dianut masyarakat tanah Mataram. Letak Keraton Yogyakarta berada di tengah dua kekuatan alam, yakni Gunung Merapi di Utara dan Pantai Selatan (Pantai Parangkusumo) sisi Selatan.

Dalam kepercayaan Hindu, dikenal adanya konsep Palemahan (hubungan harmonis antara umat manusia dengan alam lingkungan), Pawongan (hubungan harmonis antara sesama umat manusia) dan Parahyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan Pencipta).

Pantai Selatan disimbolkan sebagai Palemahan, Keraton Yogyakarta di tengah-tengah sebagai Pawongan sedangkan Gunung Merapi sebagai Parahiyangan.

Dari konsep itu yang kemudian dipilihlah letak Keraton Yogyakarta seperti tempat dimana saat ini berdiri. Posisi Pantai Selatan, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi merupakan satu garis lurus yang ditarik dari selatan hingga utara. Konon di sepanjang garis imaginer ini pantang mendirikan bangunan melebihi tinggi puncak atap keraton.

Selain itu arsitektur keraton dirancang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sekaligus pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton dan desain dasar lasnkap kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756.

Kraton Yogyakarta terdiri dari tiga bagian yang terdiri dari komplek depan kraton, kompleks inti kraton dan kompleks belakang kraton. Komplek dean kraton terdiri dari Gladhjak-Pangurakan (Gerbang Utama), Alun-alun Ler, dan Masjid Gedhe . Kawasan komplek inti di Kraton Yogyakarta tersusun dari tujuh rangkaian plataran mulai dari Alun-Alun Utara hingga Alun-Alun Selatan, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandungan Kidul, dan Sitihinggil Kidul. Sedangkan kompleks belakang kraton terdiri dari alun-alun kidul dan plengkung nirbaya.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri.

Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Jogja, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Jogja memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah.

Di sisi lain, Keraton Jogja juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi keraton ini. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut