PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Bunga edelweis memang dikenal memilki wujud yang sangat indah namun sulit untuk ditemukan karena kebanyakan berada di daerah dataran tinggi. Namun siapa sangka, bunga yang disebut bunga abadi tersebut cukup langka ditemukan di bumi ini.
Banyak orang umumnya hanya mengetahui bahwa bunga edelweis merupakan bunga abadi, sekaligus simbol dari mitos cinta abadi. Berikut beberapa fakta penting lainnya mengenai bunga edelweis yang dilansir dari Steemit:
1.Keberadaannya terancam punah
Bunga Edelweis menjadi terancam karena julukan bunga abadi. Kini semakin banyak pendaki bandel yang memetik edelweis dan membawanya pulang.
Yang cukup fenomenal adalah kasus dua pendaki di Semeru yang akhirnya dihukum oleh pengelola TNBTS, di-blacklist tidak boleh memasuki kawasan TNBTS seumur hidup.
Julukan bunga abadi diberikan karena, untuk menunggu edelweis mekar dibutuhkan waktu hingga 10 tahun lamanya. Hormon etilen yang ada pada bunga edelweis, bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama.
2.Mekar di waktu tertentu
Pohon edelweiss biasanya mekar saat musim hujan usai, sehingga sinar matahari datang secara intensif. Biasanya dari April hingga September.
3.Hanya ditemukan di ketinggian tertentu
Bunga edelweiss biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 2000 mpdl, dan tergantung suhu udara serta kelembaban di ketinggian tersebut.
Pada pendakian Gunung Leuser dari Kedah, Kabupaten Gayo Lues, bunga edelweiss baru bisa ditemukan setelah 2 hari perjalanan, di ketinggian sekitar 2891 mdpl, setelah itu tidak ditemukan lagi bahkan sampai ke Puncak Leuser yang memakan waktu 5-7 hari setelah ditemukannya bunga edelweis.
4.Beragam jenis
Jenis bunga Edelweis luar negeri dan versi Indonesia berbeda, kalau bunga abadi di luar negeri adalah bunga Leontopodium Alpinum. Sedangkan edelweis Indonesia adalah Anaphalis Javanica. Pohon Edelweis rata-rata hanya tumbuh setinggi 1-4 meter di pegunungan Jawa.
Bunga Edelweiss merupakan bunga nasional negara Austria, bunga edelweis yang dimaksud adalah bunga Leontopodium Alpinum.
5.Budidaya Edelweis
Di kawasan wisata daerah dataran tinggi, seperti di Dieng, bunga edelweis yang diperdagangkan merupakan hasil budidaya petani edelweis. Warna yang beragam selain putih kecoklatan merupakan hasil pewarnaan buatan.
Bunga yang dibudidayakan akan terlihat lebih gemuk dan subur dibandingkan edelweis di alam liar. Bunga edelweiss yang banyak dijual di tempat wisata, bila kita simpan di suhu ruangan akan mengembang saat musim hujan dan akan sedikit menyusut saat musim kemarau.
Seperti di Gunung Bromo, budidaya ini sudah dijalankan sejak 10 November 2018 bebarengan dengan peresmian Desa Wisata Edelweis di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Editor : Ahmad Hilmiddin