PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Sebanyak 55 orang mendaftar hijrah menghapus tato, yang terdiri dari 42 pendaftar online dan 13 pendaftar offline. Mereka mendatangi rumah dinas Wali Kota Probolinggo yang dilaksanakan selama 2 hari sejak Sabtu (4/3/2023) sampai Minggu (5/3/2023).
Kegiatan tersebut, merupakan event ke-4 yang digelar Dewan Dakwah Kota Probolinggo, guna memfasilitasi warga yang ingin menghapus tato secara gratis. Kegiatan tersebut, merupakan program Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin.
Edi Wawan Hendrianto, warga Jrebeng Lor mengungkapkan, ia tergerak mendatangi tempat tersebut karena inisiatif pribadi, yang ingin menghilangkan tato kalajengking yang dibuatnya ketika masih umur 22 tahun.
“Dulu kan masih muda, mikirnya tidak panjang. Cuma seneng sudah punya tato. Kebanyakan kalau pake tato itu sangar, ganteng, keren dan laki gitu. Sekarang pengen dihapus karena sudah punya istri dan anak. (Punya tato) kayaknya tidak pantas,” tuturnya menyesal.
Sementara Ketua Dewan Dakwah Kota Probolinggo, Heri Wijayani mengatakan, event hapus tato telah empat kali digelar di tempat yang sama. Kali ini, ada sebanyak 42 pendaftar secara online dan 13 pendaftar offline. Pelaksanaan, dimulai pukul 8 pagi hingga 5 sore.
“Apalagi ini free (gratis), kami juga pernah tanya (sambil menunjukkan lengan), dengan lebar segini biaya hapus sebesar Rp 2-4 juta, macam-macam tergantung motifnya. Memang memfasilitasi, supaya teman-teman yang salah jalan bisa hijrah. Termasuk dari luar kota, juga banyak yang memanfaatkan event ini,"jelasnya.
Heri berharap, ke depan peserta event semakin berkurang. Artinya, keberhasilan untuk mengajak berhijrah dinilai berhasil. Tahap I jumlah peserta 91 orang, tahap II sebanyak 114 orang, tahap III sebanyak 73 orang dan tahap IV diperkirakan semakin berkurang.
“Alhamdulillah selama empat kali diadakan selalu difasilitasi oleh Bapak Wali Kota. Jadi jika pesertanya berkurang kita juga ikut senang. Intinya itu kita ingin memfasilitasi saudara-saudara kita, yang ingin berhijrah ke arah yang lebih baik lagi. Karena tatonya hanya sebentar dan menyesalnya seumur hidup,” pungkas Ketua Dewan Dakwah Kota Probolinggo.
Editor : Ahmad Hilmiddin