PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mulai bersiap menghadapi datangnya musim hujan tahun ini. Diprediksi musim hujan di Probolinggo sendiri akan terjadi pada akhir bulan Oktober 2025 ini.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarif menjelaskan, berdasarkan prediksi enam bulanan dari BMKG, wilayah Kabupaten Probolinggo diperkirakan mulai memasuki musim penghujan pada akhir Oktober mendatang.
Namun, BPBD masih menunggu rilis resmi dari BMKG sebagai acuan utama dalam menentukan langkah-langkah teknis di lapangan.
"Potensi cuaca ekstrem dapat terjadi di seluruh wilayah. Kami tidak bisa hanya fokus pada satu kecamatan saja,"
Saat ini, pihaknya sudah melakukan persiapan untuk menghadapi musim penghujan. Salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai di wilayah yang sebelumnya terdampak banjir, seperti di Kecamatan Krejengan.
"Kami juga tengah mempersiapkan apel siaga dalam waktu dekat untuk memastikan seluruh personel dan peralatan dalam kondisi siap," terangnya, Selasa (21/10/2025)
Selain apel siaga, BPBD juga akan melakukan kegiatan susur sungai di sejumlah wilayah rawan banjir untuk memastikan aliran air sungai tetap lancar dan tidak terhambat oleh tumpukan sampah maupun sedimen tanah yang dapat menyebabkan genangan.
"Susur sungai ini penting untuk memantau langsung kondisi lapangan, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi banjir bandang," katanya.
Berdasarkan pemetaan, lanjut Oemar, terdapat sejumlah kecamatan yang masuk kategori rawan bencana pada periode musim hujan. Di akhir Oktober ini, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi di Kecamatan Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, dan Wonomerto.
Sedangkan pada November nanti, wilayah dengan potensi cuaca ekstrem bergeser ke Kecamatan Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, dan Tongas.
"Data ini akan terus kami perbarui sesuai dengan hasil analisa terbaru dari BMKG dan kondisi di lapangan," paparnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait