Kekasih korban kemudian meminta temannya di Semarang untuk memeriksa kos lain milik korban di wilayah Tembalang, tetapi kos tersebut kosong.
Akhirnya, di kos Lempongsari, kekasih korban bersama ibu kos mencoba membuka pintu kamar dengan kunci cadangan, tetapi tidak berhasil. Setelah itu, mereka memanggil tukang kunci, dan ketika pintu terbuka, korban ditemukan sudah meninggal dunia.
"Saat ditemukan, wajahnya sedikit membiru dan ada tanda di pahanya, seperti orang yang sedang tidur dengan posisi miring," ucapnya.
Hasil olah TKP yang melibatkan dokter mengindikasikan bahwa penyebab kematian adalah obat penenang yang disuntikkan sendiri oleh korban.
"Saya tidak bisa menyimpulkan, itu tugas dokter. Informasinya, obat tersebut adalah pelemas otot, namun seharusnya diberikan melalui infus," katanya.
Setelah korban ditemukan meninggal, kedua orang tuanya datang ke Semarang untuk mengambil jenazahnya. Namun, tidak dilakukan autopsi terhadap jenazah tersebut.
Kabar tentang kematian korban juga membawa duka bagi RSUD Kardinah Kota Tegal, tempat korban bertugas sehari-hari. Kasus dugaan bunuh diri dokter muda ini bahkan menjadi viral di media sosial, dengan banyak yang menyebut bahwa korban menjadi sasaran perundungan atau bullying.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait