Van der Most mengakui respon yang sangat positif, khususnya dari masyarakat Belanda, yang tidak hanya memberikan kontribusi signifikan namun juga aktif terlibat dalam kegiatan sukarelawan.
Mengekspresikan urgensi untuk melakukan sesuatu bagi Gaza, ia menyatakan, "Tampaknya perlu untuk mengambil tindakan, dan kami mendengarnya dari banyak orang. Kami juga ingin melakukan tindakan di lokasi lain. Kami memikirkan berbagai tempat dan kota, tapi kita akan menunggu dulu dan melihat bagaimana keadaannya hari ini."
Dalam wawancara lainnya, Abdullah Rashid, seorang relawan asal Palestina yang saat ini tinggal di Rotterdam bersama keluarganya, mengungkapkan kebanggaan yang sangat besar atas rasa kolaborasi dengan individu dari berbagai latar belakang.
Beliau, bersama dengan relawan dari Turki, Suriah, Maroko, Belanda, Pakistan, dan Suriname, bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama: memberikan perhatian terhadap penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh hilangnya ribuan anak di Gaza. Abdullah menekankan kesatuan tujuan di antara kelompok yang beragam, semuanya berusaha untuk menunjukkan kepada dunia betapa besarnya penderitaan yang mereka alami.
Abdullah menceritakan bahwa keluarganya, termasuk orang tuanya, masih berada di Palestina, hidup dalam situasi yang jauh dari aman. Meski menghadapi situasi yang penuh tantangan, dia berbicara kepada mereka setiap hari.
Terlibat dalam inisiatif ini dan bekerja dengan tim memberinya kesempatan terbaik untuk menghindari berdiam diri di rumah, hidup dalam ketegangan terus-menerus mengenai penderitaan kerabatnya.
Ia mengakui bahwa meskipun inisiatif tersebut mungkin tidak menghentikan perang, namun penting untuk mengungkapkan kepada dunia apa yang sedang terjadi, karena banyak komunitas, termasuk Belanda, tidak menyadarinya dan mungkin menganggapnya sebagai upaya kontra-terorisme, yang dipengaruhi oleh narasi yang disajikan. oleh media Barat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait