Namun, perjalanan politik Sharon terhenti ketika ia mengalami stroke pada Januari 2006. Wakilnya, Ehud Olmert, menggantikannya sebagai perdana menteri beberapa bulan kemudian.
Sharon juga memiliki catatan kontroversial dalam sejarah Timur Tengah. Dia dituduh terlibat dalam sejumlah tindakan kekerasan, termasuk pembunuhan massal.
Salah satu insiden yang paling kontroversial adalah pengeboman desa Qibya pada tahun 1953, di mana sekitar 69 penduduk Palestina tewas. Tindakan kejam ini menuai kecaman internasional.
Namanya juga dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa berdarah lainnya, termasuk invasi Lebanon tahun 1982, yang membuatnya mendapat julukan "Jagal di Beirut" oleh sejumlah orang. Pendapat tentang Ariel Sharon sangat bervariasi, dan ia dianggap sebagai tokoh yang kontroversial dalam sejarah Israel dan Palestina.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait