PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Inilah tampang Ya'juj dan Ma'juj yang dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits nabi. Disebutkan bahwa makhluk yang muncul jelang kiamat ini akan tewas mengenaskan usai meminum habis air Danau Thabariyah.
Ya'juj dan Ma'juj ini bukanlah 2 orang melainkan 2 bangsa yang jumlahnya sangat besar. Perbandingan antara manusia pada umumnya dengan Ya'juj dan Ma'juj adalah 1:999. Kedua suku ini sudah ada sejak masa Nabi Musa berdakwah. Mereka akan menjadi mayoritas penghuni neraka.
Tampang Ya'juj dan Ma'juj:
Mengenai tampang Ya'juj dan Ma'juj, dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits nabi riwayat Imam Ahmad. Begini bunyinya:
"Khalid bin Abdillah ibn Harmalah menyampaikan dari bibinya yang memaparkan, suatu ketika Rasulullah menyampaikan khutbah. Saat itu keadaan jari beliau terbalut perban karena tersengat kalajengking.
Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Sungguh, kalian akan terus berperang hingga Ya’juj dan Ma’juj keluar. Mereka berwajah lebar, bermata kecil, dan berambut hitam kemerah-merahan. Mereka turun dengan sangat cepat dari seluruh tempat yang tinggi, dan wajah mereka seperti perisai cembung yang tebal." (HR Ahmad 5: 271).
Warna rambut mereka hitam kemerah-merahan, dan wajah mereka diperumpamakan oleh Rasulullah SAW dengan perisai cembung yang tebal. Kenapa? Karena bentuknya yang bulat dan padat berlemak. Mereka nanti akan keluar dan turun dari seluruh tempat yang tinggi. Lalu, menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.
Dalam riwayat lain dalan hadits nabi, disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj bukanlah bangsa non Arab.
Menurut hadits nabi tafsirb Ibnu Katsir diterangkan dari Ibnu Jarir menyebutkan Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Nabi Adam AS yang juga termasuk keturunan Nabi Nuh dari anak-anak Yafits Abi At Turk. Yafits ini merupakan orang tua bangsa Turki.
1. Bukan orang Arab yang tidak fasih dalam berbicara.
Menurut standar dari orang Arab, bahasa yang paling bersih yaitu bahasa Arab. Salah satunya karena huruf-huruf hijaiyah terdengar sangat jelas dan sesuai dengan tempat dan sifat keluarnya bunyi suara tersebut.
Maka, tidak fasih di sini bisa dimaksudkan bahwa Yajuj Majuj tidak berasal dari Arab.
2. Menyerupai Bangsa Mongol
Jika hadits nabi merujuk pada satu bangsa, maka dalam sejarahnya bangsa Mongol ini pernah memporak-porandakan peradaban Islam di Baghdad. Banyak karya para ulama dan sarjana muslim yang dibakar dan dibuang ke lautan hingga laut menjadi hitam.
3. Bermata sipit, hidung pesek, rambut pirang dan kemerah-merahan
4. Berdahi lebar. Dahi lebar ini secara bahasa menunjukkan pada tanda kecerdasan dan kepintaran.
5. Wajahnya seperti tameng yang diberi lapisan kulit
Istilah Nabi SAW ini mengandung makna yang bersifat simbolik. Wajah yang seperti tameng, bisa jadi menunjukkan karakter yang tidak pemalu, tidak minder, dan pekerja keras.
5. Bentuk tubuh dan warna kulit Ya'juj dan Ma'juj juga mirip dengan bangsa Turk (Mongol)
6. Datang dari Berbagai Arah
Ya'juj Ma'juj merupakan bangsa yang besar dan suka berpetualang serta melakukan invasi, baik secara perdagangan, invasi ekonomi, hingga militer.
7. Makna di Balik Tembok
Jika merujuk pada dua surat Alquran yakni QS Al Kahfi dan QS Al Anbiya tentang Ya'juj dan Ma'juj, dapat ditemukan kata tembok.
Hal itu disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj pernah dikurung dalam tembok besi yang dibangun oleh Zulkarnain, tokoh yang hidup di zaman Nabi Ibrahim AS.
Jelang hari kiamat, tembok itu akan berhasil dijebol oleh Ya'juj dan Ma'juj. Selanjutnya mereka akan meminum habis air Danau Thabariyah atau Danau Tiberias atau Danau Galilea hingga kering.
Kemudian, Ya'juj dan Ma'juj akan secara brutal membunuh umat manusia. Bahkan dengan sombongnya mereka mengatakan sudah membunuh penduduk langit.
"Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi, dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj dan Ma`juj. “Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala mengembalikan panah-panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR Imam Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah).
Ya'juj dan Ma'juj akan tewas mengenaskan
Setelah berbuat kerusakan di muka bumi jelang kiamat, Ya'juj dan Ma'juj akan berakhir tewas mengenaskan.
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia, dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (Hadits riwayat Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath).
Dalam hadits nabi lainnya, diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Nabi Isa akan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka.
Lalu Allah memerintahkan Nabi Isa untuk menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya'juj dan Ma'juj seraya berfirman: “Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.” Pada akhirnya Ya'juj dan Ma'juj tewas setelah Nabi Isa memohon pertolongan kepada Allah melalui ulat-ulat yang menyerang semua leher kedua suku tersebut.
Dalam Hadits riwayat Ibnu Majah no. 4079. Dishahihkan Al-Albani rahimahullahu, dijelaskan bahwa:
"Nabi Isa AS berkata, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya’juj dan Ma’juj, maka aku berdoa kepada Allah untuk kebinasaan Ya’juj dan Ma’juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut."
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait