PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Siapa sebenarnya Yakjuj Makjuj dan apakah ada hubungan atau kesamaan dengan Dajjal?
Yakjuj Makjuj adalah manusia biasa dan nama dari dua kelompok suku. Mereka merupakan keturunan dari Adam, sama seperti kita. Menurut Ibnu Katsir, Yakjuj Makjuj adalah keturunan dari Nabi Nuh melalui jalur Yafits Abu Turk. (an-Nihayah, 1/201).
Ustadz Ammi Nur Baits, alumni Jurusan Fikih dan Ushul Fikih di Madinah International University menjelaskan, salah satu bukti bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah manusia adalah hadis dari Abu Sa'id al-Khudri. Dalam hadis qudsi tersebut, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يقول الله تعالى: يا آدم, فيقول: لبيك وسعديك والخير فى يديك. فيقول تعالى: أخرج بعث النار. قال: وما بعث النار؟ قال: من كل ألف تسعمائة وتسعة وتسعين. فعنده يشيب الصغير( وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَاهُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيدٌ ) قالو: يارسول الله وأينا ذلك الواحد؟ قال: أبشروا فإن منكم رجلا ومن يأجوج ومأجوج ألف.
Allah berfirman, “Wahai Adam. Ia pun menjawab, “Ya, aku memenuhi panggilan-Mu, dan kebaikan ada di tangan-Mu.
Allah berfirman, “Keluarkanlah ba’tsun nar! (rombongan neraka)”
Ia bertanya, “Apakah ba’tsun nar itu?”
Allah berfirman, “Dari setiap 1000 orang, 999 orang sebagai ba’tsun nar. Saat itulah anak kecil menjadi tua. “Dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. Akan tetapi azab Allah itu sangat keras“. (QS. al Hajj: 2)
Mereka bertanya, “Siapakah di antara kami yang termasuk orang yang satu itu?”
Beliau bersabda, “Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang”. (HR. Bukhari 6530).
Masih ada banyak informasi tentang Yakjuj dan Makjuj, yakni:
Pertama, yakjuj dan makjuj hanya akan muncul pada akhir zaman setelah Dajjal muncul.
Kedua, Allah merahasiakan benteng tersebut. Tidak ada manusia yang tahu di mana benteng itu berada, sehingga penelitian untuk mencarinya tidak akan membuahkan hasil.
Ketiga, yakjuj dan makjuj akan muncul dengan sendirinya setelah Allah mengizinkannya dan setelah benteng tersebut rusak. Mereka tidak akan dibebaskan oleh masyarakat sekitarnya.
Keempat, yakjuj dan makjuj adalah manusia, keturunan Adam, dan memiliki bentuk manusiawi, bukan makhluk salamander.
Mereka keluar setelah Nabi Isa turun dan berhasil membantai Dajjal. Dalam hadis yang panjang, dari Nawwas bin Sam'an Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan serangkaian tanda-tanda kiamat.
“Ketika Dajjal sudah sangat banyak kerusakannya, lalu Allah mengirim ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran) seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di Bab Lud lalu membunuhnya. Setelah itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga. Kemudian Allah wahyukan kepada Isa bahwa Sungguh Aku (Allah) telah mengeluarkan hamba ciptaan-Ku yang tidak sanggup seorang pun memerangi mereka. Maka berlindunglah wahai hambaKu ke bukit Thur. Lalu Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj dalam keadaan berjalan cepat dari semua arah, lalu kelompok pertama mereka melewati danau Thobariyah lalu meminum semua isinya dan kelompok akhir mereka melewati danau tersebut lalu mengatakan: dahulu pernah ada air disini. Nabi Isa dan sahabat-sahabatnya terkepung sampai kepala sapi jantan lebih berharga bagi seorang dari mereka dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian sekarang ini. Lalu Nabi Isa dan para sahabatnya memohon kepada Allah. Kemudian Allah kirim ulat (yang biasa ada pada onta yang berpenyakit) pada leher-leher mereka sehingga mereka menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan seperti kematian satu jiwa. Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya turun (dari bukit) ke daratan dan tidak mendapatkan satu jengkal pun di tanah kecuali dipenuhi oleh mayat dan bau busuk mereka.” (HR. Muslim 2937)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait