Hal ini menghina martabat Kebo Ijo. Strategi cerdas Ken Arok membuat Kebo Ijo tidak berdaya. Setelah itu, Ken Arok memerintahkan Dalung untuk merawat jasad Tunggul Ametung. Dengan bantuan beberapa orang, Dalung membersihkan mayat Tunggul Ametung dan memercikkan wewangian.
Kemudian, jasad Tunggul Ametung dikeluarkan dari biliknya. Kebo Ijo bersama pasukan tamtamanya menjadi terdakwa atas pembunuhan akuwu Tumapel.
Di depan rakyat dan seluruh prajurit, Arok langsung menanyai tamtama yang terikat tentang siapa pemimpin sejati mereka yang berani melakukan kudeta terhadap Tunggul Ametung.
Para tamtama itu menjawab bahwa pemimpin mereka adalah Mpu Gandring dan Kebo Ijo. Tentu saja Ken Arok dan Ken Dedes sudah tahu jawaban ini.
Arok mengungkapkan ini kepada masyarakat untuk membangun opini bahwa Kebo Ijo adalah pembunuh akuwu Tumapel yang bersekongkol dengan Mpu Gandring.
Di hadapan rakyat dan pejabat Tumapel, tamtama juga mengungkapkan bahwa tujuan Mpu Gandring dan Kebo Ijo dalam kudeta terhadap Tunggul Ametung adalah merebut kursi akuwu Tumapel.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait