PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Tidak ada alasan lagi bagi masyarakat Indonesia, apabila ingin menikmati perguruan tinggi. Di mana biasanya, faktor biaya menjadi salah satu alasannya.
Pasalnya, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), telah memberikan bantuan kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah mencapai Rp 12 juta per semester.
Menteri Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan, perguruan tinggi tidak boleh menolak mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Hal tersebut, sepertinya tidak berlaku di kampus Universitas Panca Marga (UPM) di Kabupaten Probolinggo, yang membatasi kuota beasiswa tersebut dengan alasan ada biaya yang tidak bisa tercover beasiswa.
Kita memang ada kuota beasiswa dari pemerintah, ada 15 mahasiswa, sedangkan dari aspirasi sebetulnya ada 20 orang namun ditolak. Dikarenakan keinginan mereka, memberi kuota lebih 60 orang.
"Kalau terlalu banyak, kita yang kewalahan dikarenakan ada biaya kuliah yang belum tercover oleh beasiswa tersebut," jelas Budi Wakil Rektor 3 kemahasiswaan UPM.
Budi menambahkan, pihaknya tidak pernah menolak program tersebut. Hanya saja, membatasi karena apabila terlalu banyak menutupi biaya yang tidak tercover, pihaknya juga tidak mampu.
"Masalah kampus lain menolak, itu urusan mereka, kalau UPM sendiri tidak menolak hanya membatasi," tegasnya.
Sementara Moh. Haerul Amri selaku wakil rakyat dari Dapil II DPR RI Probolinggo – Pasuruan yang bermitra dengan Kemendikbudristek untuk menyerap penerima KIP Kuliah, sempat tidak percaya dengan kebijakan kampus UPM.
"Saya baru menemui masalah seperti ini di UPM, di kampus lainnya tidak ada yang menolak KIP Kuliah ini, ataupun alasan tidak tercovernya biaya lainnya," katanya.
Gus Aam sapaannya selaku pemangku aspirasi KIP Kuliah mengaku, sudah menghubungi Rektor UPM, Abdul Haris terkait permasalahan KIP. Awalnya 60 lebih beasiswa KIP Kuliah di kampus UPM yang berhasil dijaringnya.
Sayangnya karena ada biaya yang tidak ter-cover, akhirnya pihak kampus meminta hanya 20 orang yang mengikuti program KIP.
"Yang susah kalau minta 20 sisanya bagaimana? apa tidak menimbulkan kecemburuan sosial, jadi saya putuskan mencabut 60 beasiswa itu, yang nantinya akan saya komunikasikan ke kampus lain," pungkasnya.
Disisi lain Bambang selaku Wadir 2 Kampus Amik Taruna, merasa terbantu dengan adanya beasiswa KIP kuliah
"Kebetulan mahasiswa Amik ini, berasal dari pedesaan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sendiri. Sebagian dari mereka agak kesulitan, dengan adanya beasiswa KIP kuliah ini sangat membantu. Untuk anggaran beasiswa yang diterima, sudah bisa mengcover seluruh biaya kuliah," jelasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait