Meski hanya bersifat home industri, akan tetapi para warga pembuat tahu ini sudah merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hal tersebut diungkapkan oleh Subianto yang sudah menggeluti usaha pembuatan tahu ini sejak kecil, ia menyebutkan bahwa pembuatan tahunya ini memang warisan dari orang tuanya dan sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu.
“Pembuatan tahu ini merupakan usaha yang memang sudah ada sejak orang tua kami, dan alhamdulillah sudah berjalan sekitar 30 tahun, dan untuk biaya produksi setiap harinya kami membutuhkan biaya sekitar Rp. 400 ribu sampai dengan Rp. 500 ribu, dan untuk labanya itu tidak menentu, tapi cukuplah untuk membiaya kebutuhan sehari-hari” jelas Subianto.
Hal senada disampaikan Tunis yang juga pembuat tahu, penjualan hasil produksi tahunya dijual diwilayah Kecamatan Krejengan, dan untuk penghasilan setiap harinya bisa mencapai Rp. 200 sampai Rp. 250 ribu, akan tetapi mereka hanya mengeluh akan mahalnya harga bahan dasar tahu tersebut yakni kedelain, diketahui harga kedelai dipasaran mencapai Rp. 12.000/Kg.
“Kami berharap kepada pemerintah untuk menormalkan atau bahkan menurunkan harga kedelai lagi, karena tidak mungkin juga jika harga kedelai naik maka jelas secara otomatis biaya produksinyapun juga akannaik” ungkap Firda.
Dibawah pemerintahan Muhyidi, warga Desa Brani Kulon sangat kompakdalam melaksanakan semua program desa, termasuk kegiatan bersih desa yang diadakan setiap jum’at di awal bulan, antusiasme masyarakat bisa dilihat saat pelaksaan bersih desa tersebut yang juga diharapkan bisa memberikan kesan Asri di Lingkungan Desa Brani Kulon.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait