Kita harus banyak belajar dari tetangga sebelah, walaupun sudah menjadi ketua DPP sebuah partai dan dihukum hingga kini belum keluar, mereka kompak memberikan SUPPORT dan membantu mencarikan solusi untuk mereka. Semuanya menata barisan untuk mensolidkan dalam menghadapi agenda politik yang lebih besar.
Gus Yahya adalah simbol Reformasi di tubuh NU dalam segala dimensi gerakan, karena selama ini PBNU sampai ranting seolah olah seperti Banom PKB. PKB mengexoploitasi warga NU dan organisasi NU besar besaran, namun kontribusi yang diberikan tidak signifikan. NU bukan dominasi salah satu partai namun NU adalah sebuah moral force bagi semua kader yang memilih mengabdi melalui jalur politik maupun partai politik manapun.
Jika ada kepengurusan NU yang tidak loyal dengan kebijakan Gus Yahya berarti dia sudah kemasukan angin segar yang memberikan kenikmatan sesaat untuk diri sendiri dan seolah olah dia paling NU dan paling benar. Maka langkah PBNU untuk menyikapi kepengurusan yang main-main politik adalah sebuah langkah yang tepat dan strategis, agar NU tidak dijual murah dan dimanfaatkan oleh yang melakukannya.
Sebuah renungan bahwa visi dan pemikiran kita sebagai seorang kader NU yang baik hati dan benar-benar lillahi taala demi tegaknya agama Allah harus mulai dirubah untuk menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat !!!
Penulis :
HM Basori., M. Si
- Dewan Instruktur Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur
- Ketua Sarikat Buruh Muslimin Indonesia Kabupaten Nganjuk
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait