get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS, PBNU Edarkan Surat Larangan Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel

Akhir Hidup Ariel Sharon Mantan PM Israel, Ajal Belum Tiba hingga 8 Tahun Koma Organ Tubuh Membusuk

Rabu, 01 November 2023 | 16:18 WIB
header img
Akhir hidup Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri (PM) Israel, berakhir dengan tragis, memilukan. Ariel Sharon dikebumikan di wilayah Negev. Sharon dikubur di samping makam istrinya, Lily. Foto: Youtube

TEL AVIV, iNewsProbolinggo.id - Akhir hidup Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri (PM) Israel, berakhir dengan tragis, memilukan. Nasibnya berakhir tragis ketika dia mengalami stroke selama 8 tahun koma membuat seluruh organ tubuhnya membusuk meski ajal belumlah lepas dari hayatnya.

Ariel Sharon pun meninggal dunia di Rumah Sakit Tel Hashomer pada tanggal 11 Januari 2014 diusia 85 tahun. Ariel Sharon, selama hidupnya dikenal dengan julukan "tangan besi" karena tindakan keras dan kejinya terhadap rakyat Palestina selama masa pemerintahannya.

Namun, nasibnya berakhir tragis ketika dia mengalami stroke dan pendarahan otak pada 2006 dan jatuh ke dalam koma selama 8  tahun sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit.

"Ariel Sharon telah meninggal dunia," kata Shlomo Noy, juru bicara pusat medis Sheba di Tel Aviv, tempat Sharon dirawat selama delapan tahun terakhirnya, pada tanggal 11 Januari 2014 lalu.

Pejabat rumah sakit sebelumnya telah mengumumkan bahwa kesehatan Sharon sangat memburuk dan dia dalam "kondisi serius," ditemani oleh keluarganya di samping tempat tidurnya.

"Dia dianggap dalam kondisi kesadaran yang minimal, dengan kondisi medis yang fluktuatif, dan memiliki kemampuan komunikasi non-verbal yang sangat terbatas," kata Noy.

Upacara pemakaman kenegaraan pun diadakan di peternakan keluarga Sharon di Gurun Negev di selatan Israel.

Sharon pertama kali mengalami stroke ringan pada bulan Desember 2005 dan menerima pengencer darah sebelum mengalami pendarahan otak parah pada tanggal 4 Januari 2006.

Setelah berbulan-bulan perawatan di rumah sakit Yerusalem, di mana dia awalnya dirawat, Sharon dipindahkan ke fasilitas perawatan jangka panjang di Rumah Sakit Tel Hashomer.

Pada suatu titik, dia dibawa pulang untuk sementara waktu, tetapi kemudian kembali ke rumah sakit, di mana dia tinggal sejak saat itu. Sharon juga menjalani operasi untuk memasang selang makanan yang menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuhnya.

Penderitaan Sharon semakin parah ketika dia menjalani operasi untuk merawat luka yang membusuk di perutnya. Operasi tersebut dilakukan oleh para dokter dengan harapan dapat menghentikan infeksi yang menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Namun, penyumbatan malah terjadi di otaknya, menyebabkan kerusakan pada seluruh tubuhnya, bahkan sampai membusuk, meskipun dia masih hidup. Selama berada dalam koma, organ-organ tubuhnya mengalami kerusakan berangsur-angsur dan membusuk hingga tidak berfungsi lagi.

Meskipun berbagai peralatan medis canggih telah dipasang selama delapan tahun, hal itu tidak mampu mencegah saat ajal menjemputnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut