get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS, PBNU Edarkan Surat Larangan Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel

Tangan Ariel Sharon Berlumuran Darah Palestina, Tewas Perlahan 8 Tahun Stroke Infeksi Organ Tubuh

Selasa, 31 Oktober 2023 | 14:21 WIB
header img
Ariel Sharon atau bernama asli Ariel Scheinerman, lahir pada 26 Februari 1928 dari orangtua imigran Yahudi asal Rusia diakhir ujung hidupnya begitu mengenaskan. Foto/guyana.hoop.la

JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Ariel Sharon atau bernama asli Ariel Scheinerman, lahir pada 26 Februari 1928 dari orangtua imigran Yahudi asal Rusia.

Jatah nafas dan jatah hidup Ariel Sharon sungguh mengerikan. Ariel Sharon seolah-olah menerima takdir ajalnya secara perlahan begitu menyakitkan selama 8 di ranjang perawatan rumah sakit dalam keadaan koma, tak sadar.

Serangan penyakit stroke, infeksi di seluruh organ tubuh yang menimpanya pada tahun 2005 membuat tubuhnya membusuk meskipun ajal belum tiba.

Mantan Perdana Menteri Israel ini malah terjebak dalam koma selama delapan tahun, bergantung pada peralatan bantu pernapasan dan tubuhnya yang semakin lemah.

Matanya terus terbuka, sementara tubuhnya tak berdaya. Sharon bahkan menghabiskan sekitar Rp4,25 triliun atau 440 juta dolar AS untuk pengobatan, berdasarkan data dari Komite Keuangan Knesset (Parlemen Israel). Banyak yang berpendapat bahwa ini adalah hukuman yang seharusnya diterima Sharon karena ketika masih sehat, tangan-tangannya telah tercemar oleh darah warga Palestina yang tidak bersalah.

Terdorong oleh ambisinya untuk mengukuhkan kedaulatan Yahudi di tanah Palestina, Sharon memutuskan untuk bergabung dengan dunia militer sejak usia muda. Pada usia 17 tahun, ia menjadi bagian dari kelompok militer Haganah yang sering melakukan tindakan teror terhadap rakyat Palestina.

Berkat kemampuannya dalam mengendalikan senjata, Sharon diangkat sebagai pemimpin pasukan infanteri Israel ketika usianya baru mencapai 20 tahun. Sharon menunjukkan "dedikasinya" dengan terlibat dalam beberapa pembantaian, terutama terhadap warga Palestina. Dalam Operasi Qibya pada tahun 1953, bersama dengan unit Komando 101, Sharon terlibat dalam pembantaian terhadap 96 warga Palestina, merampok toko-toko, dan menghancurkan rumah-rumah.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut