PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Diera digitalisasi semua segala aspek transaksi untuk kebutuhan menjadi lebih mudah, kebutuhan dilayani secara online mulai dari Transportasi hingga belanja dapat diakses melalui internet.
Begitu juga dengan dunia pendidikan, dengan menggunakan google apapun yang kita cari bisa diakses dengan mudah termasuk buku secara online, lantas bagaimana nasib buku sebagai sumber pengetahuan dijaman digitalisasi ini ? kata orang bijak buku adalah jendela dunia pada zamannya toko buku di berbagai daerah tak pernah sepi pengunjung, toko buku menjadi idola kala itu, buat orang tua dan pelajar.
Seperti toko buku milik Haji Hanafi di Kota Probolinggo, yang sudah bertahan selama kurang lebih 50 tahun di bawah gempuran serba digitalisasi.
"Toko ini saya dirikan 50 tahun yang lalu di area gedung Garuda masalah pendapatan jauh dengan yang dulu, sekarang toko ramai kalau musim masuk sekolah siswa baru, beda dengan sekarang, saat ini semuanya bisa diakses di hape," terang Haji Hanafi. Senin, (01/07/2023).
Ia juga menambahkan kalau saat ini buku yang di beli adalah buku yang tidak disediakan disekolah, sedangkan untuk majalah atau koran jarang sekali lakunya.
"Buku pelajaran sekolah aja yang laku, itupun kalau nggak di pinjamin sekolah baru beli lain halnya majalah atau koran sangat miris sekali kadang satu aja yang beli koran itu, saya juga perihatin Diera digitalisasi ini minat baca masyarakat maupun pelajar sangat minim sekali.
Padahal membaca buku sangat penting, beda dengan lihat di hape, orang dulu itu pinternya karena rajin membaca , kalau sekarang banyak dihabiskan dengan bermain hape," imbuhnya.
Toko Haji Hanafi saat ini beralamat di jalan Dr Sutomo, kecamatan Kanigaran kota Probolinggo. Toko itu ramai dikunjungi saat musim penerimaan siswa baru, dulunya toko itu menjadi primadona masyarakat kota Probolinggo, bukan saja buku pelajaran majalah, koran, komik juga dijual di toko Haji Hanafi.
Editor : Ahmad Hilmiddin