PROBOLINGGO, InewsProbolinggo.id - Bulan Suro menurut sebagian masyarakat Jawa, merupakan bulan yang sakral. Di mana pada bulan suro banyak masyarakat melakukan ritual seperti : puasa, pembersihan pusaka, dan ruwatan.
Bunga adalah salah satu komponen penting, dalam melakukan beberapa ritual di bulan suro. Bukan hanya di bulan suro, bunga sering kali terlihat di berbagai acara keagamaan dan adat.
Seperti halnya di Kota Probolinggo, masyarakat masih banyak yang menggunakan bunga dalam beberapa acara keagamaan dan adat. Termasuk pula, dalam rangka memperingati bulan suro.
Dalam hal ini, pedagang bunga juga kebanjiran rejeki, karena secara otomatis pendapatan penjualan bunga
meningkat drastis.
Pedagang bunga yang berjualan di Pasar Baru, Kota Probolinggo, Ibu Katris (57) mengaku, pendapatan penjualan bunga di bulan suro meningkat hingga 3 kali lipat dari hari biasanya. Pendapatan naik mulai hari pertama hingga hari ketiga, pasca momen suro.
"Bunga yang paling dicari adalah bunga gading putih dan kuning, bisa juga disebut kembang kantil. Kalau hari biasanya harganya 1000 rupiah, dihari suro menjadi 2.500 rupiah. Bunga gading itu, biasanya satu paket dengan jeruk keris yang di hari biasa harganya Rp 1000 menjadi Rp 3000," terang Katris.
Selain bunga gading ada juga bunga buket yang paling sering dicari pembeli, pada hari suro.
"Kalau bunga buket itu, di hari biasa Rp 5000 sedangkan di hari suro menjadi Rp 7.500,"Imbuhnya.
Sekadar informasi, harga bunga tersebut mengalami kenaikan, karena stok bunga pada hari suro tidak seperti biasanya, terutama bunga gading yang stoknya menjadi terbatas.
Bunga gading merupakan bunga yang dibuat kalung pusaka, yang biasanya pasangannya adalah jeruk keris yang berfungsi sebagai pembersih keris pada malam satu Suro.
Untuk bunga buket sedap malam, sebagai pewangi dan rangkaian bunga tabur ( mawar, melati, kenongo ) yang biasanya untuk ziarah ke makam dan pelengkap sesajen.
Editor : Ahmad Hilmiddin