Berikut Sejarah Lebaran Ketupat dan Filosofinya

Abd. Wahid
Sejarah dan filosofi lebaran ketupat

Puasa 6 hari di bulan syawal ini merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena keutamaannya yang sangat besar. Nabi Muhammad SAW bersabda: 

قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا من شَوَّالٍ كان كَصِيَامِ الدَّهْرِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Artinya: "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim). 

Filosofi Lebaran Ketupat 

Makna dari Lebaran ketupat ini tentunya perlu dilihat dari asal istilah ketupat. Dalam bahasa Jawa, kata ketupat berasal dari kata kupat dengan makna istilah ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan dan laku papat yang berarti empat tindakan. Makna ketupat tersebut memiliki filosofi yang berbeda-beda pula. 

Ngaku lepat atau mengakui kesalahan ini dilakukan dengan pelaksanaan tradisi sungkeman. Tradisi ini dilakukan untuk memohon maaf kepada orangtua. Makna ketupat yang satu ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati orang tua dan selalu mengharapkan bimbingan mereka. 

Melakukan tradisi ini juga menunjukkan makna atau bukti kasih sayang antara anak dan orang tua. Selain itu sungkeman juga dilakukan kepada sanak kerabat lainnya, tetangga, serta teman-teman, tidak hanya sebatas dalam kelaurga saja. Jadi, makna ketupat di sini juga berarti untuk menuntun umat islam saling memaafkan dengan penuh ikhlas. 

Editor : Ahmad Hilmiddin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network