Anggaran Menyusut, KONI Kota Probolinggo Terpukul Jelang Porprov 2025

Raphel Azizah
Zulfikar Imawan saat RDP bersama DPRD Kota Probolinggo (FOTO: Raphel/iNewsProbolinggo.id)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id – Jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2025, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Probolinggo menghadapi tantangan besar. Dana hibah yang sebelumnya dijanjikan sebesar Rp 5 miliar dari Pemerintah Kota Probolinggo dipangkas hingga Rp 500 juta.

Pemangkasan ini terjadi setelah tongkat kepemimpinan KONI resmi berpindah ke tangan Zulfikar Imawan. Ia menyebutkan, saat dirinya belum menjabat, NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) sudah lebih dulu ditandatangani oleh Plt Ketua KONI sebelumnya, Imanto. Namun setelah perubahan kepemimpinan, anggaran yang sudah disepakati justru direvisi.

“Pemangkasan sebesar 10 persen itu disebut-sebut sebagai bagian dari efisiensi anggaran daerah. Tapi dampaknya jelas terasa pada program dan kesiapan atlet,” ujar Zulfikar.

Ia menambahkan bahwa sejumlah agenda terpaksa dibatalkan, termasuk pengurangan personel official yang akan mendampingi kontingen ke Porprov.

Masalah tak berhenti di situ. Pemkot Probolinggo dikabarkan kembali merencanakan pemotongan anggaran KONI untuk kedua kalinya. Jika itu terjadi, anggaran bisa turun lagi menjadi hanya Rp 4 miliar.

“Kami belum menerima kejelasan resmi soal ini. Seharusnya adendum NPHD sudah ditandatangani pada 21 April 2025, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” jelasnya. Ketidakpastian ini membuat Zulfikar dan jajaran KONI resah, apalagi Porprov tinggal menghitung bulan.

Di lain pihak, Sekretaris Dispopar Kota Probolinggo, Fadjar Purnomo, membenarkan bahwa adendum memang belum ditandatangani.

“Untuk saat ini, anggaran tetap Rp 4,5 miliar. Belum ada pemangkasan lagi,” ujarnya.

Sementara itu, suara kritis datang dari legislatif. Anggota Komisi I DPRD Kota Probolinggo, Zainul Fatoni, menilai pemotongan anggaran sebaiknya tidak dilakukan sembarangan.

“Kita harus mendukung prestasi olahraga daerah. Kalau alasannya efisiensi, satu kali pemotongan sudah cukup. Jangan sampai mematikan semangat atlet dan pelatih,” tegasnya.

Kini, nasib atlet-atlet muda Kota Probolinggo menggantung. Di tengah keterbatasan anggaran, mereka tetap berlatih, berharap bisa mengharumkan nama kota mereka di panggung olahraga Jawa Timur.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network