JOMBANG, iNewsProbolinggo.id - Toni Sugiantoro, seorang pemuda berusia 21 tahun, telah menorehkan kisah inspiratif yang mengharukan. Berasal dari keluarga sederhana di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Toni adalah putra dari Endang Sukesi (52) dan almarhum Pitoro.
Setelah kehilangan kakaknya, Toni menjadi satu-satunya anak dalam keluarga tersebut, tinggal bersama ibunya yang sehari-hari berjualan rempeyek dan permak baju dengan penghasilan yang tidak menentu.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, semangat Toni untuk meraih cita-citanya tidak pernah pudar. "Alhamdulillah anak-e bakul (penjual) peyek jadi polisi," tulis Toni di sebuah kertas besar, menandai keberhasilannya lolos seleksi sebagai calon anggota Polri.
Dengan tekad bulat untuk mengangkat derajat keluarganya dan membahagiakan sang ibu, Toni bekerja keras mempersiapkan diri.
Tahun 2024 ini adalah batas maksimal usianya untuk mendaftar menjadi anggota Polri, dan ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. "Saya ingin orangtua saya bangga. Apalagi Ibu hanya berjualan rempeyek dan permak baju. Bapak sudah meninggal, kakak juga sudah meninggal, tahun ini adalah batas umur saya mendaftar," ujarnya penuh semangat.
Sambil berlatih keras, Toni juga tetap membantu ibunya membuat rempeyek untuk dijual. Berkat kegigihan dan kesungguhannya, Toni berhasil lulus seleksi yang ketat dan akan mengikuti pendidikan tamtama pada 23 Juli 2024 mendatang.
"Alhamdulillah masuk Polri gratis tidak bayar sama sekali, hanya bimbel (bimbingan belajar) tapi itu juga dibantu orang baik dan terus memberikan semangat kepada saya agar selalu fokus mengejar cita-cita," kata Toni dengan wajah semringah.
Endang Sukesi, ibunda Toni, tak kuasa menahan tangis bahagia melihat anaknya berhasil mewujudkan cita-cita almarhum suaminya.
"Sangat senang sekali, bangga sekali punya anak bisa sukses walaupun orangtuanya kurang mampu, jualan rempeyek setiap hari hasil tidak seberapa dan permak baju, tapi ada orang baik membantu bimbel anak saya, saya berterima kasih," tuturnya dengan haru.
Selama ini, Endang tidak henti-hentinya memanjatkan doa dan berpuasa agar usaha dan cita-cita anaknya dapat terwujud.
"Melihat kondisi ekonomi kami, sepertinya tidak mungkin terwujud, tapi alhamdulillah Toni berhasil diterima. Almarhum bapaknya ingin sekali anaknya jadi pegawai tidak seperti orang tuanya yang hanya buruh di sawah. Selalu puasa senin-kamis, tengah malam bangun salat tahajud, apapun dilakukan agar anak sukses membanggakan orang tua," katanya.
Dengan penuh harapan, Endang mendoakan agar anaknya selalu sehat dan lancar dalam menjalani pendidikan hingga tuntas. Dia berharap kelak Toni akan menjadi polisi yang jujur dan bertanggung jawab. "Semoga anak saya sehat selalu," tutupnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait