PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - E-Sport, atau olahraga elektronik, adalah suatu istilah untuk kompetisi permainan video pemain jamak, umumnya antara para pemain profesional. Aliran permainan video yang biasanya dihubungkan dengan olahraga elektronik adalah aliran strategi waktu-nyata, perkelahian, tembak-menembak orang-pertama, dan arena pertarungan daring multipemain.
Secara umum, E-Sport dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Olahraga kompetitif yang menggunakan video game sebagai medianya
• Diikuti oleh para pemain profesional yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang tinggi
• Memiliki aturan dan regulasi yang jelas
• Memiliki sistem kompetisi yang terstruktur
• Memiliki penonton yang besar
E-Sport telah menjadi salah satu fenomena olahraga yang paling populer di dunia. Pada tahun 2023, industri E-Sport diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sebesar $1,1 miliar. Jumlah penonton E-Sport juga terus meningkat, dengan perkiraan mencapai 533 juta pada tahun 2023.
Di Indonesia, eSport juga telah menjadi salah satu olahraga yang populer. Pada tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2022, di mana E-Sport menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
Jenis-jenis permainan yang umum dipertandingkan dalam E-Sport antara lain:
• League of Legends
• Dota 2
• Counter-Strike: Global Offensive
• Starcraft II
• Valorant
• Fortnite
• PUBG Mobile
• Mobile Legends: Bang Bang
• FIFA
E-Sport memiliki banyak manfaat, antara lain:
• Meningkatkan keterampilan dan kemampuan
• Meningkatkan kreativitas dan inovasi
• Membangun kerja sama tim
• Meningkatkan kesehatan mental dan fisik
• Memberikan peluang karier
E-Sport merupakan olahraga yang berkembang pesat dan memiliki potensi yang besar. E-Sport dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik secara fisik maupun mental. Meskipun memiliki banyak keuntungan, E-Sport juga memiliki beberapa kekurangan.
Berikut adalah beberapa kekurangan E-Sport:
- Stereotip negatif
E-Sport masih sering distereotipkan sebagai kegiatan yang tidak produktif dan hanya membuang-buang waktu. Stereotip ini dapat menghambat perkembangan eSport di Indonesia.
- Regulasi yang belum memadai
Di Indonesia, masih belum ada regulasi yang memadai untuk mengatur eSport. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya praktik-praktik yang tidak sehat dalam industri eSport, seperti penipuan dan match fixing.
- Infrastruktur yang belum memadai
Di beberapa daerah di Indonesia, infrastruktur untuk bermain game masih belum memadai. Hal ini dapat menghambat pengembangan E-Sport di daerah tersebut.
Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi kekurangan E-Sport:
- Pendidikan dan sosialisasi
Pendidikan dan sosialisasi tentang E-Sport perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang E-Sport. Hal ini dapat membantu mengurangi stereotip negatif terhadap E-Sport.
- Pembentukan regulasi yang memadai
Pemerintah perlu membentuk regulasi yang memadai untuk mengatur E-Sport. Regulasi ini dapat melindungi pemain dan stakeholder E-sport dari praktik-praktik yang tidak sehat.
- Peningkatan infrastruktur
Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur untuk bermain game. Hal ini dapat membantu mengembangkan eSport di seluruh Indonesia.
Dengan mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut, E-Sport dapat berkembang lebih pesat dan menjadi olahraga yang lebih diterima oleh masyarakat.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait