"Awalnya memang konveksi, cuma karena pandemi kemarin kita beralih ke songkok, jadi kalau memang ada yang pesan hijab, atau seragam kami siap," ucapnya.
Ayah tiga anak tersebut menceritakan, kalau ia merintis usaha songkok sejak tahun 2020 lalu. Di mana saat itu, usaha konveksinya terhenti karena pandemi. Lalu ia bertekad memproduksi songkok, namun songkok yang sedikit berbeda.
Ide membuat songkok kemudian muncul, hingga ia mulai memanggil sejumlah karyawannya, untuk diajarkan cara menjahit songkok. Karena ilmu menjahit konveksi yang sebelumnya dimiliki oleh karyawannya, tidak sama dengan cara menjahit songkok.
"Alhamdulilah saat ini sudah berjalan, dan beberapa waktu lalu saya membeli mesin bordir untuk mempermudah pekerjaan karyawan," paparnya.
Saat ditanya mengenai omset, Ubaid enggan untuk menerangkannya secara detail. Namun yang pasti, omset itu cukup untuk membayar 8 karyawannya. Dan juga dapat memberikan pemasukan, kepada pesantren milik mertuanya itu.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait