Inilah Jenis dan Waktu Olahraga yang Paling Tepat Saat Puasa

Sulistiyowati
Sumber foto okezone

PROBOLINGGO,iNewsprobolinggo.id - Melakukan aktifitas olahraga saat berpuasa tidak boleh sembarangan. Karena  niat awal ingin sehat bugar, malah bisa berakibat fatal, baik bagi tubuh maupun puasa itu sendiri. Karena itu, ada baiknya mempertimbangkan beberapa rekomendasi waktu dan jenis olahraga yang cocok saat puasa.

Berpuasa tentu bukanlah halangan untuk tetap rutin berolahraga. Karena di dalam tubuh yang sehat tersimpan jiwa yang kuat, begitu kata orang bijak. Maka dari itu, meskipun kita dalam kondisi berpuasa sempatkanlah untuk berolahraga.

Menurut dr. Adib Khumaidi SpOT, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ada dua waktu terbaik untuk berolahraga saat sedang berpuasa.

Ia menyarankan, jenis olahraga yang dilakukan tak perlu yang berintensitas tinggi. Contohnya bisa jalan kaki, berenang, pilates, bersepeda, dan stretching atau peregangan seluruh tubuh.

“Olahraga kecil dan jangan berolahraga pada saat di siang hari ya," sarannya lagi.

Selain berolahraga, dr. Adib juga mengingatkan selama berpuasa di bulan Ramadhan ini masyarakat tetap mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, dan menghindari balas dendam atau makan berlebihan saat berbuka puasa.

"Kesehatan bisa terkontrol dengan baik pada saat kita puasa, tapi dengan syarat mengelola pola makan. Makan seperti biasa, tanpa harus kemudian ada apa namanya ditumpuk atau balasa dendam dalam satu waktu itu," tegas dr. Adib.

Dosen FakultasI lmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Kunjung Ashadi menyatakan, terkait waktu olahraga saat puasa, ada beberapa rekomendasi yang bisa dipilih.

Pertama, sebelum buka puasa atau sekitar satu jam sebelum waktu berbuka. Estimasinya, ketika olahraga selesai bertepatan dengan waktu berbuka. Sehingga cairan tubuh dan tenaga yang berkurang bisa segera terganti.

Kedua, setelah buka puasa atau setelah tarawih. Waktu ini bisa jadi pilihan karena kondisi tubuh kembali pada performa semula. Sehingga tidak perlu takut lemas atau kelelahan. Karena cairan tubuh yang keluar bisa segera tergantikan langsung saat atau setelah berolahraga. “Upayakan menghindari olahraga satu jam sebelum waktu tidur. Karena badan capek takutnya nanti malah tidak bisa tidur,” ujarnya.

Ketiga, sebelum sahur. Bagi yang bisa bangun lebih awal bisa melakukan olahraga pada waktu ini sembari menunggu tersajinya santapan sahur. Olahraga waktu ini bisa bikin fresh saat melaksanakan salat subuh dan melakukan aktivitas pagi bahkan hingga sore.

“Semua kembali ke masing-masing individu sih. Kapan pun sempatnya yang penting olahraga, bisa sore, bisa setelah tarawih pun bisa sebelum sahur,” tandasnya.Olahraga saat puasa sangat bergantung pada kondisi masing-masing orang. Namun, direkomendasikan dilakukan 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi tiap latihan antara 30-50 menit. Sesuai rekomendasi WHO, total waktu olahraga dalam seminggu sekitar 150 menit.

Olahraga untuk kesehatan tidak direkomendasikan dilakukan setiap hari. Saat berolahraga tubuh mengalami aktivitas berat. Jika tanpa hari jedah, sel-sel otot bisa mengalami kerusakan. Agar regenerasi sel atau perbaikan otot berjalan dengan baik, tubuh butuh melakukan istirahat atau recovery agar kondisinya pulih serta siap untuk mengikuti sesi latihan berikutnya.

“Olahraga atau latihan yang berlebihan beresiko meningkatkan overtraining. Apabila hal ini terjadi dalam jangka panjang maka bisa meningkatkan risiko kematian,” tandasnya lagi.

Tidak hanya itu, olahraga saat puasa sangat bergantung pada kondisi masing-masing orang. Namun, direkomendasikan dilakukan 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi tiap latihan antara 30-50 menit. Sesuai rekomendasi WHO, total waktu olahraga dalam seminggu sekitar 150 menit.

Olahraga untuk kesehatan tidak direkomendasikan dilakukan setiap hari. Saat berolahraga tubuh mengalami aktivitas berat. Jika tanpa hari jedah, sel-sel otot bisa mengalami kerusakan. Agar regenerasi sel atau perbaikan otot berjalan dengan baik, tubuh butuh melakukan istirahat atau recovery agar kondisinya pulih serta siap untuk mengikuti sesi latihan berikutnya.

“Olahraga atau latihan yang berlebihan beresiko meningkatkan overtraining. Apabila hal ini terjadi dalam jangka panjang maka bisa meningkatkan risiko kematian,” tandasnya lagi.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network