PROBOLINGGO, iNews.id - Di Kabupaten Probolinggo terdapat sebuah pondok pesantren (Ponpes) yang memfokuskan santrinya, untuk menghafal Alqur'an. Pondok tersebut, bernama Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo, berlokasi di Dusun Siem, Rt 6, Rw 4 Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.
Ponpes yang memiliki kurang lebih 256 orang santri dan santriwati itu, mempunyai visi membentuk santri yang Alqur'ani. Sesuai visinya, setiap selesai sholat 5 waktu, santri diharuskan membaca Alqur'an sebanyak 5 juz atau 1 juz, setiap satu waktu sholat wajib.
Sehingga dalam kurun waktu seminggu, para santri sudah bisa mengkhatam Alqur'an. Metode itu, dilakukan agar santri terbiasa membaca dan mudah menghafal Alqur'an.
Meski fokus pada Alqur'an, Ponpes setempat turut menyediakan sekolah formal bagi santrinya. Yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahfidz Ahmad Syarifudin dan Madrasah Aliyah (MA) Tahfidz Ahmad Syarifudin.
Termasuk juga, baru membuka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Qur'an Kalijaga. Dan direncanakan, akan membuka Taman Kanak-Kanak (TK) Qur'an Kalijaga serta Sekolah Dasar Qur'an Kalijaga.
Sehingga sejak usia dini, santri sudah bisa belajar Alqur'an hingga bisa menghafal Alqur'an, sebelum lulus dari MA. Meskipun, sudah ada beberapa santri yang mondok ketika sudah lulus MA dan fokus menghafal Alqur'an.
Pengasuh Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo, Ustaz Muhammad Qosimur Ridlo mengatakan, kalau Ponpesnya telah berdiri sejak Tahun 2011 silam. Dimana awalnya, ia melihat kurangnya Ponpes Tahfidz di Kabupaten Probolinggo. Ia kemudian tergugah, untuk membuat Ponpes yang bakal mencetak para hafidz baru.
Dengan ilmu tahfidz yang dimilikinya semasa belajar, tepat pada tahun 2011 Ponpes yang diidamkan, akhirnya dapat terbangun. Mulai pertama ada 6 santri, serta terus berkembang hingga kini ada lebih dari 200 santri.
"Pemilihan nama terinspirasi dari perjuangan wali songo, dalam penyebaran agama islam. Khususnya Sunan Kalijaga. Beliau dapat Menyatukan adat istiadat yang ada, dengan ajaran agama. Maka nama itu kami ambil," ucap ustaz kelahiran Brebes, 22 Maret 1984 itu, kepada iNews.id, Sabtu (23/7/2022).
Hanya saja menurut suami dari Izzatil Hilmiyah itu, membangun pesantren tidaklah mudah. Kendala yang paling utama adalah menyamakan ruhul jihat, berjuang di tengah-tengah masyarakat. Atau menyamakan persepsi, bagaimana bisa berjuang bukan hanya ilmu saja, melainkan juga harta, tenaga dan pikiran.
"Harapannya Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo ini, bukan hanya dinikmati oleh masyarakat Pakuniran saja, melainkan masyarakat Kabupaten Probolinggo, Indonesia bahkan luar negeri," harap ayah tiga anak itu.
Sementara Wakil Kepala Ponpes setempat, Ahmad Sutikno menyampaikan, Dari jumlah 256 santri yang ada, terbagi menjadi 79 santri putra, serta 177 santri putri. Mereka ada yang masih duduk di bangku SMP dan MA, ada juga beberapa yang sudah kuliah, namun tetap ingin mondok.
Namun jumlah itu, tidak termasuk dengan jumlah santri Tempat Pendidikan Alqur'an (TPQ) yang sudah mencapai 658 santri. Para santri TPQ yang mayoritas anak Paud, TK dan SD itu, tidak menetap di pondok. Mereka hanya belajar mengaji di setiap sore harinya, di Ponpes setempat.
Sedangkan untuk 256 santri aktif yang menetap di pondok, terbagi pada tiga lokasi Ponpes yang berbeda.
Yakni Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo pusat yang berlokasi di Dusun Siem Rt 6 Rw 4 dan Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo 2 yang berlokasi di Dusun Galangan, Rt 1, Rw 1, Desa Sogaan.
Serta Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo 3 yang berlokasi di Dusun Podagan, Rt 1 Rw 1, Desa Kecik, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo.
"Untuk yang pusat bagi santri yang masih pemula, lalu untuk yang lanjutan di pindah ke ponpes Kalijogo 2 dan 3," kata ustaz yang karib disapa Sutikno itu.
Sutikno menjelaskan, kalau kegiatan di Ponpes dimulai sejak pukul 03.00 WIB. Di jam itu, para santri dibangunkan untuk melaksanakan sholat tahajud dan berzikir menunggu subuh. Setelah sholat subuh, dilanjutkan dengan mengaji, lalu istirahat sejenak sebelum masuk ke sekolah pada pukul 07.00 WIB.
Karena lokasi sekolah yang ada di Ponpes pusat, maka santri yang berada di Ponpes 2 dan 3 dijemput dan diantar kembali setelah selesai sekolah, pukul 12.30 WIB. Dimana kemudian dilanjut sholat dzuhur, ngaji, kegiatan, dan belajar bersama hingga dipersilahkan beristirahat serentak pada pukul 21.15 WIB.
"Pada keesokan harinya, seperti biasa dibangunkan pada pukul 03.00 WIB untuk tahajud dan kegiatan hingga istirahat tidur pada pukul 21.15 WIB, begitu seterusnya," katanya.
Untuk memaksimalkan kegiatan tersebut Ponpes dibantu oleh 40 orang pengurus, baik pengurus putra maupun putri yang terdiri dari beberapa biro. Meliputi Biro Administrasi Pesantren, Biro Keuangan, Biro Pendidikan, Biro Kepesantrenan, Biro Humas & IT, Biro Sarana & Prasrana, Biro kesehatan, Biro usaha, dan Biro keamanan
"Harapannya, pondok dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang cinta alqur'an. Karena visinya membentuk generasi santri yang qur'ani," ujarnya.
Sekadar informasi, untuk biaya masuk pada pesantren ini tidaklah mahal. Setiap santri baru, cukup membayar biaya sebesar Rp 1.500.000. Biaya tersebut sudah termasuk pendaftaran, juga fasilitas pesan. Meliputi; kamar santri, almari/loker, seragam pesantren, Alqur'an, berbagai jenis kitab, surat-surat perizinan dan lain-lainnya.
Sedangkan untuk biaya bulanan, santri membayar Rp 400.000. Dari biaya itu, santri sudah bisa makan sehari dua kali, selama satu bulan. Dan biaya itu sudah termasuk infaq pesantren, infaq SMP, infaq SMA, infaq pengembangan ilmu Alqur'an.
Sementara santri yang ingin masuk sekolah SMP , maka harus membayar biaya pendaftaran sebanyak Rp. 1.250.000. Untuk MA, santri diwajibkan membayar pendaftaran Rp 1.350.000.
Dengan membayar uang tersebut, siswa sudah mendapat seragam khas sekolah plus ongkos jahit, kaos olahraga, buku yang dibutuhkan pada semester 1 dan 2, lalu biaya UTS semester 1 dan 2 dan termasuk iuran PHBN dan PHBI.
Jadi tak perlu ragu lagi untuk memilih pesantren tahfidz dengan biaya terjangkau. Pilih Ponpes Kanjeng Sunan Kalijogo.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait