MAKKAH - Kuota haji Indonesia pada tahun depan berpeluang mencapai 275.000 jamaah. Namun, hal ini harus memenuhi seluruh aspek dari keputusan Arab Saudi hingga faktor kesehatan.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, normalitas jumlah kuota haji sangat tergantung bukan hanya hubungan baik tetapi juga kondisi kesehatan secara global.
"Jadi ini berkaitan soal pandemi, kalau pandeminya dianggap selesai saya kira kemungkinan besar Saudi akan mengembalikan kepada kondisi yang semula," kata Abdul Aziz di Kantor Daker Makkah, Jumat (24/6/2022).
Penghitungan kuota jamaah haji dihitung berdasarkan jumlah penduduk. Jika ingin ada perubahan penduduk dan kuota yang baru harus melalui sidang-sidang yang ditetapkan di dalam organisasi kerjasama Islam (OKI).
"Artinya negara OKI duduk bersama untuk menetapkan berapa kuota yang sebenarnya," kata Dubes.
Dubes menyebut bahwa penduduk Indonesia sudah mengalami peningkatan dan kini diprediksi mencapai 260 juta hingga 265 juta penduduk.
"Artinya harus ada tambahan jumlah jamaah dari 220 ribu menjadi 265 ribu terus ada tambahan lagi 10 ribu jadi 275 ribu. Itu kalau kondisinya normal dan usulan kita setiap permohonan kuota dikabulkan," kata Dubes.
Dubes menekankan bahwa penambahan kuota haji tidak diwajibkan namun bagaimana pemerintah Saudi memberikan kepada Indonesia.
"Jadi jangan kemudian seolah-olah kita memaksa Saudi terus menerus menyiapkan penambahan kuota, jangan. Tetap saja itu kewenangan Saudi lah untuk memberikan," tegasnya.
Jika kondisi kesehatan di dunia sudah normal pada 2022, lanjut Dubes mengatakan, kuota haji kembali normal termasuk peniadaan pembatasan usia.
"Nah termasuk batas usia mungkin tidak ada pembatasan. Tapi kan itu tergantung bagaimana pemerintah Saudi melihat kondisi pandemi maupun kondisi-kondisi kesehatan yang lain," pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait