get app
inews
Aa Text
Read Next : Koperasi di Kota Probolinggo: Antara Tantangan dan Harapan Baru Bersama KMP

Pertarungan Doa di Malam 1 Rajab, Antara Harapan dan Kerendahan Hati

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:56 WIB
header img
ilustrasi orang berserah diri (foto : Okezone)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Malam 1 Rajab kerap hadir tanpa hiruk-pikuk. Tidak ada kewajiban ibadah khusus, tidak pula perayaan besar yang menyertainya. Namun di balik kesunyiannya, malam ini justru menjadi momen refleksi bagi banyak umat Islam. Sebuah ruang sunyi tempat doa dan kesadaran diri saling berhadapan.

Rajab dikenal sebagai salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Sejak dahulu, para ulama menempatkan Rajab sebagai waktu untuk memulai perbaikan diri, menata niat, dan membersihkan hati. Karena itulah, malam pertamanya sering dimaknai sebagai titik awal, bukan karena ritual tertentu, melainkan karena nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Di malam 1 Rajab, doa tidak selalu hadir dalam bentuk lantunan panjang. Pertarungan doa justru terjadi di dalam batin, ketika seseorang berhadapan dengan dirinya sendiri. Ada keinginan untuk memohon ampun dan perubahan, namun sering kali tertahan oleh rasa malu atas kesalahan masa lalu atau kebiasaan menunda kebaikan.

Bagi sebagian orang, Rajab dipandang sebagai gerbang menuju Ramadan. Jika Ramadan adalah puncak ibadah, maka Rajab menjadi masa persiapan. Malam 1 Rajab pun dimanfaatkan untuk menata ulang arah hidup, meski hanya dengan doa sederhana yang lahir dari kejujuran hati.

Tidak sedikit doa yang terucap tanpa suara. Diam yang panjang, helaan napas yang berat, hingga pengakuan dalam hati menjadi bentuk permohonan yang tulus. Kalimat singkat seperti, “Ya Allah, jadikan aku lebih baik,” sering kali mengandung makna yang jauh lebih dalam daripada untaian kata yang panjang.

Malam ini juga mempertemukan dua rasa yang bertolak belakang, harapan dan ketakutan. Harapan akan ampunan dan rahmat Allah SWT, serta ketakutan karena merasa belum pantas menerimanya. Namun justru di situlah nilai doa berada, bukan pada kelayakan, melainkan pada kerendahan hati.

Para ulama kerap mengingatkan bahwa bulan-bulan mulia adalah waktu untuk lebih berhati-hati dalam bersikap, lebih sadar dalam melangkah, dan lebih jujur pada diri sendiri. Doa di malam 1 Rajab menjadi awal dari proses panjang menuju perubahan yang lebih baik.

Pertarungan doa di malam 1 Rajab bukanlah tentang siapa yang paling banyak beribadah, melainkan tentang keberanian melawan kelalaian. Ketika seseorang memilih untuk berdoa, meski singkat dan lirih, di situlah pertarungan batin itu dimenangkan. Sebab perubahan besar kerap berawal dari doa kecil yang dipanjatkan dengan tulus.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut