get app
inews
Aa Text
Read Next : Petani Cabai di Probolinggo Menjerit Saat Mamasuki Musim Panen Raya

Petani di Kota Probolinggo mencoba Tanam Kubis di Dataran Rendah

Senin, 11 November 2024 | 06:09 WIB
header img
Hariyanto saat bercocok tanam sayur kubis di dataran rendah (FOTO : Raphel/iNewsProbolinggo.id)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Petani di Kota Probolinggo mencoba inovasi baru, yakni menanam sayur mayur berjenis kubis di dataran rendah, yang identik bersuhu panas.

Hariyanto (35), petani asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo ini, mencoba inovasi baru. Dengan menanam kubis di area persawahan di kawasan pesisir.

Sawahnya itu terletak di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, pintu masuk Pantai Permata Kota Probolinggo. Sawahnya dengan luas sekitar satu hektare itu terlihat ditanami kubis yang berusia dua bulan lebih.

Ketika ditemui, ia sedang mengairi isi petak sawahnya dengan air yang hampir penuh. "Karena pada umumnya sayuran kubis membutuhkan suhu da cuaca dingin," terangnya, pada mingu (10/11/2024).

Bersama rekannya, dengan semilir angin berhembus lirih, Hariyanto bergelut di sawah semenjak pukul 05.00 WIB, hingga menjelang siang, pukul 08.00 WIB.

Petani yang sudah tujuh tahun menggeluti dunia pertanian ini mengaku ingin mencoba menanam kubis di dataran rendah, karena sebelumnya ia sudah berpengalaman sebagai petani kubis di wilayah kaki Gunung Bromo selama dua tahun.

"Kebetulan saya juga karyawan toko obat tanaman. Ini juga dalam rangka mengetes obat hama tersebut," ucapnya. 

Menurut Hari, tantangan menanam kubis di dataran rendah hanya terletak pada penyiraman atau pengairan. Selain itu, tidak ada perawatan khusus.

"Kalau di Sukapura itu kan disiram sama alam ya, istilahnya ada kabut. Kalau di Kota Probolinggo, kita siram sendiri," imbuhnya. 

Hari menyirami kubisnya dua kali dalam seminggu. Berbeda saat ia menjadi petani di Sukapura, yang hanya menyirami tanaman kubis sekali dalam seminggu. Sebab, suhu yang berbeda menjadikan perawatan yang berbeda. 

Selain aliran air di setiap sisi petak, Hari juga menyemprot tanaman kubisnya dengan campuran obat anti hama. Seperti tujuannya.

"Nah ini udah usia 2 bulan lebih, hama rentan muncul. Maka, kami semprot pakai obat, " tuturnya. 

Tidak hanya terletak pada durasi penyiraman, menanam kubis di Pilang ini juga memakan waktu yang lebih panjang. Jika di Sukapura ia bisa memanen di usia 65 hari, maka di Pilang ia akan memanen di usia 80 hari. Menurut Hari ukuran suhu menjadi faktornya. 

Ia berharap meski dalam masa percobaan, tanaman kubisnya bisa sukses ketika masa panen dan dapat dibudiyakan kembali.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut