get app
inews
Aa Text
Read Next : Dukung Ketahanan Pangan, Desa Kertosuko Bangun Akses Jalan Pertanian

Kisah Jenderal Yang Berjiwa Patriotisme Dan Merah Putih Sejati

Rabu, 23 Februari 2022 | 06:30 WIB
header img
M. Jusuf Sosok Jendral TNI Patriotisme

PROBOLINGGO, iNews.id - Ini kisah Jenderal M Jusuf yang langsung cari jalan pulang ke Indonesia usai mendengar peristiwa G30S PKI meletus di Jakarta. Jenderal M Jusuf yang dimaksud adalah Jenderal Muhammad Jusuf yang kelak jadi Panglima ABRI dan juga menjadi salah satu jenderal yang berperan dalam keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 atau yang dikenal dengan Supersemar.

 

Salim Said dalam bukunya, “Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto,” mengisahkan ketika G30S PKI meletus di Jakarta, Jenderal M Jusuf sedang ada di Beijing sebagai bagian dari 600 orang pejabat tinggi Indonesia yang diundang oleh Pemerintah Tiongkok. Jenderal M Jusuf datang ke Beijing dengan status sebagai menteri yakni Menteri Perindustrian Ringan Indonesia di kabinet yang dipimpin Soekarno.

 

Menurut Salim, begitu mendengar kabar di Jakarta meletus Gerakan 30 September 1965, Jenderal M Jusuf langsung mencari jalan pulang sendiri. Masih menurut Salim Said dalam bukunya, saat itu Pemerintah Tiongkok dicurigai menghambat kepulangan para tamu dari Indonesia dengan alasan perlu waktu menyediakan pesawat terbang untuk rombongan besar dari Jakarta.

 

Jenderal M Jusuf pun mencari jalan pintas sendiri untuk pulang ke tanah air. Dia lantas naik kereta api lewat Guandong, Cina. M Jusuf berangkat sendiri naik kereta api lalu tiba di Hongkong. Dari Hongkong yang saat itu masih berstatus sebagai wilayah Koloni Inggris, Jenderal M Jusuf naik pesawat dengan tujuan Bandara Kemayoran Jakarta.

 

Saat itu M Jusuf terbang sendiri ke Jakarta. Tidak ada tamu lainnya dari Jakarta yang berinisiatif pulang segera ke Jakarta begitu mendengar ada huru-hara di Jakarta. Yang menarik, begitu tiba di Kemayoran, Jenderal M Jusuf tidak langsung melapor ke Presiden Soekarno atasannya di kabinet tetapi dia langsung melangkahkan kaki menuju Markas Kostrad, markasnya Meyjen Soeharto selaku Pangkostrad yang saat itu sedang memimpin operasi penumpasan G30S PKI.

 

Keputusan M Jusuf langsung menuju Kostrad lebih didasari pertimbangannya sebagai seorang tentara. Jadi naluri tentara yang kemudian menuntu langkah M Jusuf ke Markas Kostrad ketimbang melapor ke Soekarno sebagai atasannya di kabinet.

 

Tentang hal tersebut Salim Said menulis begini, “Keputusan M Jusuf yang sangat jitu itu patut diduga bersumber pada insting politiknya yang tajam, yang menuntunnya berdasarkan keyakinan era Soekarno sudah akan berakhir dan tahta bekal beralih ke tangan Soeharto,” tulis Salim Said dalam bukunya. 

 

Terbukti bahwa keputusan Jenderal M Jusuf itu tepat apalagi setelah dia berperan dalam lahirnya Supersemar. Surat perintah yang kemudian menjadi senjata Soeharto membubarkan PKI dan menangkapi para menteri serta perwira loyalis Soekarno.

 

“Di tengah kegalauan politik dan militer pasca Gestapu, nasib mujur hinggap pada diri M Jusuf. Ditemani oleh Jenderal Basuki Rachmat dan Jenderal Amir Mahmud, Jenderal M Jusuf berhasil mendapatkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Soekarno untuk Soeharto. Supersemar adalah senjata perkasa bagi naiknya Jenderal Soeharto ke kursi kekuasaan,” tulis Salim Said dalam bukunya.

 

Setelah kejadian tersebut karir M Jusuf merangkak naik. Ketika Soeharto mulai berkuasa, M Jusuf ditarik dalam kabinet. Dia diangkat menjadi Menteri Perindustrian. Pada tanggal 29 Maret 1978, secara tidak terduga M Jusuf diangkat menjadi Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan. Padahal saat itu meski masih berstatus perwira aktif TNI, M Jusuf sudah lama tidak bertugas di lingkungan militer. M Jusuf jadi orang nomer satu di TNI sampai tanggal 19 Maret 1983.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut