PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Palestina masih diserang Zionis Yahudi hingga hari ini. Umat Muslim Palestina memerlukan bantuan dari umat Muslim lainnya di dunia.
Namun di sisi lain muncul pertanyaan apakah benar jika Umat Islam Palestina mampu menaklukkan dan merebut kembali Baitul Maqdis termasuk di dalamnya Masjid Al Aqsa maka ini salah satu tanda kiamat. Masjidil Aqsa adalah pernah menjadi kiblat umat Muslim.
Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu mengacu pada dalil-dalil yang sahih, dan bukan berdasarkan dalil yang lemah atau hadis palsu.
Tentang kedatangan Hari Kiamat, tidak ada seorang pun, termasuk para Malaikat, Nabi, atau Rasul yang mengetahuinya. Masalah ini bersifat ghaib dan hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki pengetahuan tentangnya.
Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menjelaskan, bahwa pandangan ini sejalan dengan apa yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dianggap sahih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya penge-tahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi ke-banyakan manusia tidak mengetahui.’” [Al-A’raaf/7: 187]
Juga firman-Nya:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” [Al-Ahzaab/33: 63]
Juga ketika Malaikat Jibril Alaihissallam mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bertanya:
…فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ؟
“Kabarkanlah kepadaku, kapan terjadi Kiamat?”
Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.
“Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.
Meskipun waktu terjadinya hari Kiamat tidak ada yang mengetahuinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitahu Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang tanda-tanda Kiamat tersebut. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kepada umatnya mengenai tanda-tanda Kiamat. Para ulama membaginya menjadi dua kategori: tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tanda-tanda kecil sangat beragam dan sudah terjadi sejak zaman dahulu, serta akan terus terjadi. Beberapa di antaranya meliputi wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, munculnya banyak fitnah, munculnya fitnah dari arah timur (Iraq), munculnya firqah Khawarij, munculnya orang yang mengaku sebagai Nabi, hilangnya amanah, penurunan ilmu dan meningkatnya kebodohan, peningkatan perzinaan, peningkatan orang yang bermain musik, peningkatan konsumsi khamr (minuman keras) dan meningkatnya perjudian, penghiasan masjid-masjid, peningkatan pembangunan bangunan tinggi, budak melahirkan tuannya, meningkatnya pembunuhan, meningkatnya kesyirikan, banyak orang yang memutuskan silaturrahim, peningkatan orang yang bakhil, wafatnya para ulama dan orang-orang shalih, peningkatan orang yang belajar kepada Ahlul Bid'ah, peningkatan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, dan lain-lainnya.
Banyak sekali dalil tentang hal ini, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اُعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: مَوْتِيْ، ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيْكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ، ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِيْنَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا، ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ الْعَرَبِ إِلاَّ دَخَلَتْهُ، ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُوْنُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي اْلأَصْفَرِ، فَيَغْدِرُوْنَ فَيَأْتُوْنَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِيْنَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اِثْنَا عَشَرَ أَلْفًا.
“Perhatikanlah enam tanda-tanda hari Kiamat: (1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis, (3) wabah kematian (penyakit yang menyerang hewan sehingga mati mendadak) yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing, (4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya, (5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya, dan (6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian dengan 80 kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.”
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta