Pengunjung Risih, Areal Museum Probolinggo Dijadikan Tempat Pacaran

PROBOLINGGO, InewProbolinggo.id - Areal Museum Probolinggo yang berlokasi di Jalan Suroyo, Kota Probolinggo, mulai menjadi tempat memadu kasih (Pacaran) kalangan muda-mudi.

Bahkan, kerap kali dijadikan tempat berbuat tak senonoh dan dilakukan secara terang-terangan.
Perbuatan kurang sopan oleh oknum muda-mudi itu, baru-baru ini bahkan sempat terekam kamera ponsel warga.

Baca Juga

Melihat Batu Pipisan Simbol Kesetiaan di Pojok Literasi Kota Probolinggo

Peristiwa itu, terjadi sekitar pukul 13.57 WIB siang, pada Jum'at 14/07/2023 kemarin. Adanya kejadian itu pun, disayangkan oleh pengunjung dan warga yang tinggal di sekitar museum.

Gufron, pengunjung museum yang sempat mengetahui adanya peristiwa itu, mengaku langsung menegur muda-mudi yang terciduk tengah bermesraan di areal museum. Ia menyayangkan, karena hal tersebut kurang pantas.

"Saya bersama tokoh warga setempat, langsung menegur muda-mudi itu, kebetulan saya sering berkunjung untuk sekedar ngopi dan nongkrong bersama teman. bukan hanya menegur, kita juga memberikan nasihat keduanya hal yang mereka perbuat itu kurang pantas dilakukan di tempat umum, apalagi area museum ini banyak anak-anak yang bermain," terangnya, Sabtu (15/07/23).

Baca Juga

Sudah Tau Belum? Ternyata Ada 4 Wilayah di Jakarta yang Miliki Museum Bersejarah Loh

Senada dikatakan Sulastri (38), pengunjung museum lainnya, yang mengaku risih apabila mendapati kalangan muda mudi yang pacaran, di areal halaman Museum Probolinggo.

" Malu sendiri pas ngeliatnya, apalagi kita bawa anak-anak kesini, pemandangan seperti itu nggak baik juga buat anak-anak, pacarannya di luar batas, risih ngeliatnya ini kan ruang umum," ujar Sulastri.

Sekadar informasi, Museum Probolinggo merupakan tempat menyimpan benda-benda sejarah budaya Probolinggo, yang sering dikunjungi siswa sekolah maupun wisatawan luar negeri.

Adanya Museum Probolinggo, diharapkan mampu meningkatkan citra Probolinggo sebagai kota sejarah. Museum Probolinggo, juga pernah menjadi Museum Rasulullah hingga akhirnya ditutup pada tahun 2022 lalu.

Editor : Ahmad Hilmiddin